Peristiwa
ini dikenal dengan Serangan Umum Kota Denpasar.
8
April 1946 para pejuang republik rapat di tengah sawah di Banjar Pagutan,
Padangsambian, Denpasar. Dipimpin oleh Kapten Sugianyar, diikuti Letkol Hera
Uchi (eks tentara Jepang), Letnan Ida Bagus Japa, Made Wijakusuma, Made Regog,
Wayan Likes, I Gst Kompyang Regig, dll. Rapat memutuskan akan menyerang tangsi
militer Belanda di Denpasar, tgl 11 April 1946, jam 02.00
Sasaran
serangan adalah Tangsi Kayumas yang merupakan pusat tentara NICA / Belanda,
Tangsi Satriya, dan lapangan terbang Tuban.
Penyerangan
Tangsi Satria dari timur dipimpin Letnan Diasa dengan 200 personil. Dari utara
oleh I Gsti Ngurah Pinda dengan pasukan 200 orang. Para pejuang bersiaga di
depan kantor Gieb Tainsiat. Sesuai rencana, pukul 02.00 dini hari serangan
dilancarkan. Serangan ini menewaskan 35 tentara NICA dan puluhan lainnya luka -
luka, terbirit lari ke arah selatan menuju Bali Hotel.
Lapangan
udara Tuban (sekarang: Bandara Ngurah Rai) juga diserang oleh pasukan pejuang
dipimpin I Gede Durna, Made Putra, bersama pejuang dari Kuta dan Kedonganan.
Tangsi
Kayumas (sekarang: tanah kosong tempat pameran) markas pusat tentara NICA,
diserang dari arah utara dipimpin Letnan Sarja Udaya dibantu Letnan Oka
Erlangga, sersan Sueca Atmanadi, dan ratusan pasukan. Dari arah barat dipimpin
oleh I Wayan Likes, Kerti, Durna, Receh, Rames, Arka, berkekuatan ratusan
pasukan. Dari Timur dipimpin oleh Letnan Ida Bagus Japa dibantu Letnan Kusuma
Yuda, Sersan Tiaga, Ida Bagus Banjar, dengan kekuatan terbesar yakni 800
personil. Serangan ini membuat kocar kacir dan menewaskan sekitar 45 tentara
NICA, dan sekitar 125 luka. Sedangkan di pihak pejuang Republik gugur 7 orang
termasuk Letnan Ida Bagus Japa yang bertempur sangat gagah berani.
Jenasah
Letna Ida Bagus Japa segera dibawa ke griya yang tidak jauh dari lokasi
pertempuran yakni di Banjar Bengkel. Beliau gugur sebagai Pahlawan Kusuma
Bangsa.
Ida
Bagus Japa adalah kakak kandung dari Prof. Ida Bagus Mantra, mantan Gubernur
Bali.
Nama
beliau diabadikan sebagai nama jalan yakni Jalan Kapten Japa yang melintasi
sebelah timur bekas Tangsi Kayumas (tempat beliau gugur) ke selatan melintasi
Desa Yangbatu. Sedangkan patung beliau berdiri gagah di Bundaran Renon. Namanya
juga diabadikan sebagai nama lapangan yakni Lapangan Kapten Japa yang menjadi
titik awal dari Jalan Bay Pass Prof. Ida Bagus Mantra.
Sayang,
di dua tempat ini tidak ada tugu peringatan bahwa di sini pernah terjadi
pertempuran heroik melawan penjajah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak
melupakan jasa para pahlawannya. “Jas Merah” Jangan sekali kali melupakan
sejarah.
Kurang
lebih, ampura.
#NKRI
#SeranganUmumKotaDenpasar #KaptenJapa #JapaMantra #JasMerah
kanduksupatra.blogspot.com
upload lagi dong bli
ReplyDeletesangat bermanfaat..