Yogyakarta sebagai daerah wisata
memiliki batik sebagai ciri khas daerah. Wisatawan yang berkunjung ke yogyakarta
diajari membatik di rumah-rumah batik, sehingga ada pengetahuan praktis yang
didapat, serta ada kesan tertentu di sana setelah meninggalkan yogyakarta. India
memiliki yoga sebagai tradisi Hindu kuno berkembang sampai sekarang, dimana
dunia barat tergila-gila dengan yoga sebagai pilihan dalam olah jasmani dan
rohani. Dampaknya adalah banyak pula wisatawan datang ke Bali melakukan yoga
untuk merasakan getaran spiritual tanah Bali yang konon menurut mereka sangat
kuat dibandingkan dengan daerah lain di seluruh dunia. Bagi penggiat yoga, Bali
konon sebagai titik pertemuan energi spiritual terbesar dunia sehingga memiliki
taksu yang tinggi.
Apa yang bisa dipetik dari Yogya
dan India untuk Bali? Tak banyak yang menyadari bahwa taksu Bali yang dirasakan oleh para penekun yoga terpelihara sampai
saat ini karena keyakinan dan perilaku
mistik masyarakat Bali. Kalau berbicara mengenai perilaku mistik, di Bali
banyak ragamnya seperti melakukan upacara panca yadnya, memelihara tempat
angker, memelihara pohon besar,dll. Artinya masyarakat Bali sendiri mengkramatkan
tanahnya dengan harapan memelihara geratarn spiritual itu.
Perilaku mistik yang terpelihara
sampai saat ini adalah praktek ngeleak dalam segala tingkatan dan aliran. Kalau
yoga hanya sampai pada olah jasmani dan rohani, namun Leak Bali lebih dari itu
yakni membuat manusia bisa merubah wujud sesuai dengan yang dikehendaki,
mengaktifkan api dalam tubuh, telepati, dll. Artinya bahwa leak adalah
kelanjutnan dari yoga dalam tingkatan yang lebih tinggi. Leak adalah kekhasan praktek
mistik masyarakat Bali yang tak dimiliki oleh masyarakat lainnya. Leak
sejatinya bisa diilmiahkan serta dapat dilakukan pada siang hari. Namun sampai
sekarang leak masih sangat dirahasiakan, masih dilakukan secara tersembunyi di
tempat yang gelap pada malam hari. Padahal banyak sekali yang ingin tahu dan
mengetahui bagaimana sejatinya leak itu.
Leak perlu dikembangkan serta dipopulerkan
ke seluruh dunia seperti halnya yoga. Leak bisa saja diperkenalkan atau dijual
kepada wisatawan yang berkunjung ke Bali. Jadi ke depannya, leak dikembangan
sebagai sebuah wisata spiritual yang hanya ada di Bali seperti halnya banyak
orang barat pergi ke India hanya untuk belajar yoga. Nanti hal itu bisa diubah
bahwa orang Barat beruyun-duyun datang ke Bali tidak saja untuk belajar menari
dan gambelan, tetapi juga untuk belajar ngeleak, belajar merubah wujud, serta
belajar mengendalikan sukma, dll. Pastilah Bali akan semakin terkenal, semakin
memiliki daya magis.
Kalau sekarang masih bertengger di
pinggir jalan papan reklame seperti: Spa, hotel, villa, museum, pelukis,
pemahat, yoga center, kerajinan perak, dll, nanti akan bertambah kemeriahannya dengan
suguhan kursus leak misalnya “Kursus
Leak Nang kocong” / “Nang Kocong Short Course of Balinis Magic” atau “Leak, Balinis Magic Course”, “Leak For The World”, “The Red Leak
/ Leak Barak” dll. Hal ini dimaksudkan agar leak memiliki nilai jual dan menghilangkan
kesan negatif leak yang dianggap sebagai tukang
amah timpal, tukang isep bol, tukang cetik, dll. Ke depan bisa saja leak
akan menjadi trend dan banyak orang muda ikut kursus leak agar bisa mengajarkan
kepada tourist bagaimana caranya ngeleak. Jadi belajar ngeleak untuk mencari
dolar. Paling tidak leak bisa dipertontonkan seperti halnya tontonan barong.
Kalau saat ini orang Bali baru sampai pada menjajakan wujud leak dalam bentuk patung
celuluk, rangda, bojog, dll. dengan
bahasa populernya “one dollar two rangda”. Ke depan para penekun leak akan menunjukkan
bagaimana caranya menjadi celuluk,
rangda, bojog, atau menjadi endih (api
jadi-jadian) dengan bayaran yang tentu lebih mahal “Ten dollar for celuluk”
atau “One Hundred Dollar for Rangda”. Begitu misalnya.
Artinya bahwa potensi leak untuk
dijadikan cendramata, atraki wisata, dijadikan kursus-kursus untuk wisatawan
sangatlah potensial. Sekaligus untuk merubah image leak di masyarakat Bali yang cenderung negatif. Kalau sampai
saat ini para penekun leak terkesan kotor, kumel, tua peot, miskin dan penuh
dengan dendam. Tapi nanti para penekun leak bisa menjadi kaya, penampilan
bersih, bisa bahasa inggris, bawa mobil, dan penuh dengan sukacita dan gaul. Tempatnya
pun tak lagi di kuburan, perempatan, pinggir kali, dll. tetapi atraksinya di
hotel bintang lima, vila, rumah mewah, dll. (Ki Buyut/Kanduk).
No comments:
Post a Comment