Tuesday, March 1, 2016

Kursus Ngeleak Nang Kocong "Ten Dollars for Celuluk, and A Hundread Dollars for Rangda".




Yogyakarta sebagai daerah wisata memiliki batik sebagai ciri khas daerah. Wisatawan yang berkunjung ke yogyakarta diajari membatik di rumah-rumah batik, sehingga ada pengetahuan praktis yang didapat, serta ada kesan tertentu di sana setelah meninggalkan yogyakarta. India memiliki yoga sebagai tradisi Hindu kuno berkembang sampai sekarang, dimana dunia barat tergila-gila dengan yoga sebagai pilihan dalam olah jasmani dan rohani. Dampaknya adalah banyak pula wisatawan datang ke Bali melakukan yoga untuk merasakan getaran spiritual tanah Bali yang konon menurut mereka sangat kuat dibandingkan dengan daerah lain di seluruh dunia. Bagi penggiat yoga, Bali konon sebagai titik pertemuan energi spiritual terbesar dunia sehingga memiliki taksu yang tinggi.
Apa yang bisa dipetik dari Yogya dan India untuk Bali? Tak banyak yang menyadari bahwa taksu Bali yang dirasakan oleh para penekun yoga terpelihara sampai saat ini karena keyakinan  dan perilaku mistik masyarakat Bali. Kalau berbicara mengenai perilaku mistik, di Bali banyak ragamnya seperti melakukan upacara panca yadnya, memelihara tempat angker, memelihara pohon besar,dll. Artinya masyarakat Bali sendiri mengkramatkan tanahnya dengan harapan memelihara geratarn spiritual itu.
Perilaku mistik yang terpelihara sampai saat ini adalah praktek ngeleak dalam segala tingkatan dan aliran. Kalau yoga hanya sampai pada olah jasmani dan rohani, namun Leak Bali lebih dari itu yakni membuat manusia bisa merubah wujud sesuai dengan yang dikehendaki, mengaktifkan api dalam tubuh, telepati, dll. Artinya bahwa leak adalah kelanjutnan dari yoga dalam tingkatan yang lebih tinggi. Leak adalah kekhasan praktek mistik masyarakat Bali yang tak dimiliki oleh masyarakat lainnya. Leak sejatinya bisa diilmiahkan serta dapat dilakukan pada siang hari. Namun sampai sekarang leak masih sangat dirahasiakan, masih dilakukan secara tersembunyi di tempat yang gelap pada malam hari. Padahal banyak sekali yang ingin tahu dan mengetahui bagaimana sejatinya leak itu.
Leak perlu dikembangkan serta dipopulerkan ke seluruh dunia seperti halnya yoga. Leak bisa saja diperkenalkan atau dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke Bali. Jadi ke depannya, leak dikembangan sebagai sebuah wisata spiritual yang hanya ada di Bali seperti halnya banyak orang barat pergi ke India hanya untuk belajar yoga. Nanti hal itu bisa diubah bahwa orang Barat beruyun-duyun datang ke Bali tidak saja untuk belajar menari dan gambelan, tetapi juga untuk belajar ngeleak, belajar merubah wujud, serta belajar mengendalikan sukma, dll. Pastilah Bali akan semakin terkenal, semakin memiliki daya magis.
Kalau sekarang masih bertengger di pinggir jalan papan reklame seperti: Spa, hotel, villa, museum, pelukis, pemahat, yoga center, kerajinan perak, dll, nanti akan bertambah kemeriahannya dengan suguhan kursus leak misalnya  “Kursus Leak Nang kocong” / “Nang Kocong Short Course of Balinis Magic” atau “Leak, Balinis Magic Course”, “Leak For The World”,  “The Red Leak / Leak Barak” dll. Hal ini dimaksudkan agar leak memiliki nilai jual dan menghilangkan kesan negatif leak yang dianggap sebagai tukang amah timpal, tukang isep bol, tukang cetik, dll. Ke depan bisa saja leak akan menjadi trend dan banyak orang muda ikut kursus leak agar bisa mengajarkan kepada tourist bagaimana caranya ngeleak. Jadi belajar ngeleak untuk mencari dolar. Paling tidak leak bisa dipertontonkan seperti halnya tontonan barong. Kalau saat ini orang Bali baru sampai pada menjajakan wujud leak dalam bentuk patung celuluk, rangda, bojog, dll. dengan bahasa populernya “one dollar two rangda”. Ke depan para penekun leak akan menunjukkan bagaimana caranya menjadi celuluk, rangda, bojog, atau menjadi endih (api jadi-jadian) dengan bayaran yang tentu lebih mahal “Ten dollar for celuluk” atau “One Hundred Dollar for Rangda”. Begitu misalnya.
Artinya bahwa potensi leak untuk dijadikan cendramata, atraki wisata, dijadikan kursus-kursus untuk wisatawan sangatlah potensial. Sekaligus untuk merubah image leak di masyarakat Bali yang cenderung negatif. Kalau sampai saat ini para penekun leak terkesan kotor, kumel, tua peot, miskin dan penuh dengan dendam. Tapi nanti para penekun leak bisa menjadi kaya, penampilan bersih, bisa bahasa inggris, bawa mobil, dan penuh dengan sukacita dan gaul. Tempatnya pun tak lagi di kuburan, perempatan, pinggir kali, dll. tetapi atraksinya di hotel bintang lima, vila, rumah mewah, dll. (Ki Buyut/Kanduk).

No comments:

Post a Comment