Thursday, March 2, 2017

OGOH-OGOH, PRODUK AWAL TAHUN 1980





Acara ngerupuk di desa diramaikan dengan anak-anak membawa obor / prakpak keliling desa. Kerlap kerlip nyala obor beriringan sejak sandikala sampai malam terasa sangat meriah, diiringi dengan riuhnya suara “kulkul” / kentongan di bale banjar. Demikian awalnya.
kandukssupatra.blogspot.com

Ketika listrik sudah mulai merata di desa – desa di Denpasar pada awal tahun 1980 an, maka kegiatan mengarak obor / prakpak keliling desa semakin khilangan greget, karena jalanan sudah diterangi listrik. Untuk menyemarakkan pengerupukan maka sekeklompok anak-anak muda membuat Lelakut (orang-orangan sawah) yang dibuat seram dengan bentuk yang sangat sederhana. Lelakut ini diarak keliling desa dan di-ogah-ogah (digoyang-goyang) sepanjang jalan sambil bersukaria. Entah siapa yang kemudian menyebut lelakut yang diogah-ogah tersebut dengan OGOH-OGOH. Istilah ini dipakai sampai sekarang.
kanduksupatra,blogspot.com

Pada awalnya hanya beberapa anak muda banjar di Denpasar yang membuat ogoh-ogoh. Kami awalnya (th 1982) membuat ogoh-ogoh dari “sumi” (jerami) dengan garapan yang masih sangat primitip. Kami dari Yangbatu (Yangbatu Kangin dan Yangbatu Kauh) waktu itu mengarak ogoh-ogoh melewati Alun-alun (Puputan Badung), ke Suci (kawasan Jl Hasanudin menuju Pemecutan, Jl. Gajah Mada, Catur Muka, dan kembali ke Yangbatu. Para pengusung tak mengenakan baju saat itu.

kanduksupatra.blogspot.com
Sejalan dengan perjalanan waktu, makin tahun makin bertambah anak – anak muda banjar membuat ogoh-ogoh. Melihat perkembangan yang positif ini, maka awal tahun 1990 an, Peradah (pemuda Hindu Darma) bersama dengan parisada mengarahkan perkembangan ogoh-ogoh agar memiliki makna spiritual dalam rangka Tawur Kesanga. Diarahkanlah kreatifitas ini dengan membuat ogoh-ogoh berupa BHUTA KALA yang bersumber dari cerita Purana, Pewayangan, Mitos masyarakat, Calonarang, dll. yang mencerminkan “penyomia bhuta” (penetralisir kekuatan negatif).
kanduksupatra.blogspot.com 
  
Kini ogoh-ogoh sangat pupuler. Anak-anak muda menggali mitos, tattwa agama Hindu, cerita rakyat, dll. yang nantinya dituangkan dalam karya ogoh-ogoh. Teknis penggarapannya pun semakin berkembang dan makin sempurna. Ogoh-ogoh sekarang kualitasnya jauh lebih bagus dibandingkan tahun - tahun sebelumnya. Penggarapan tema serta koriografinya pun semakin berkembang seperti yang kita saksikan belakangan ini.

Ogoh-ogoh kini tidak saja menjadi ritual agama, namun juga menjadi atraksi budaya, seni, dan atraksi wisata.
#OgohOgoh #SejarahBudaya  #GamaBali #GamaTirtha #TahunCaka
  

No comments:

Post a Comment