Wednesday, December 13, 2017

JULI 1990



 27 tahun yang lalu, berangkat dari Gria Pegesangan, Lombok Barat, seharian menjelajahi Taman Nasional Rinjani, Sembalun, Lombok Timur. Ketika sore tiba, buat tenda di padang sabana, lalu tidur.
Ketika bangun pagi, tanah sekeliling tenda berlubang berbentuk parit melingkari tenda. Ini pasti ulah sekawanan Babi Hutan tadi malam ketika tertidur lelap. Pagi itu, di kejauhan tampak sekawanan kerbau dan sapi liar sedang merumput.
Lanjut… mendaki …naik  ke cemara lawang, sore nyampe, bermalam di sana.
Subuh… lanjut perjalanan menuju puncak stana Hyang Dewi Anjani (Gunung Rinjani). Sempat bersyukur dan bertrisandya. Hehe… pang nyak serem gis.
Tak lama… turun ke stana Hyang Dewi Danu di Segara Anak, membasuh muka. Di pinggir danau sedang tumbuh aktif anak gunung yang bernama Gunung Baru Jari.
Dari Danu Segara Anak, turun menyusuri lembah sungai putih. Putih karena lapisan belerang di bebatuan sepanjang sungai diantara lereng Gunung Rinjani dengan Gunung Sangkaryang (Sangkara Hyang). Masuk ke Goa Susu (gua di lereng tebing dengan lubang kecil, namun di dalamnya cukup luas, berisikan air panca rasa). Di sepanjang lembah sungai putih banyak orang menyepi / semedi / bertapa. Di tepi sungai ini sempat bermalam.
Lanjut jalan…. turun menyusuri hutan di lereng gunung. Berpapasan dengan seorang kakek renta membawa seekor ayam kecil dan setandan pisang kecil - kecil pula “Mau kemana kek?” aku coba menyapa.
“Mau naik… menyepi”.  /  “Berapa lama kek…..?” / “Yah… mungkin sebulan….”
Kakek ini sepertinya akan semedi di atas sana, seperti banyak orang yang ada di atas sana. Ia sepertinya seorang spiritualis tradisional, polos, hidup dengan setandan pisang selama sebulan….. apa bisa…? Nah itulah spiritual. Lewatkan cerita itu…!
Perjalanan lanjut menurun di dalam hutan lereng gunung…. Ketemu sebuah desa bernama Torean… sangat sepi….. Ada seorang penduduk sedang mencari madu hutan…. Di sini istirahat sambil menunggu teman yang masih di belakang…..
Kalau mau ke kota gemana caranya…? seorang penduduk di kesepian desa berkata…. Di sana ada pak…dekat… (sambil menunjuk)… tunggu di pinggir jalan…. Nanti ada mobil lewat….
Eh ternyata jaraknya kurang lebih 5 km. Setelah sekian lama menunggu… ada sebuah Colt Stasion lewat…. Bersama rekan yang lain, Mr. Wayan Batan, Agus Pertanayasa, Ngurah Suasnawa,  I Wayan Selamet, I Nengah Kecot Suardana, I Nyoman Suarta, Putu Kocik Antara, I Ketut Konyos Suastika. Dan dua teman lain yakni Nada anak Mapala dari Br Ujung, dan satu lagi dari Gemeh, lupa namanya. Mr. Wayan Batan menyebut kita-kita ini tim SHERLY BOY. Diambil dari nama seorang pendaki perempuan bernama Sherly dari Jakarta, sendirian, ketika kami mendaki Gunung Agung beberapa waktu sebelumnya.
Kembali ke Mataram, ke Gria Pagesangan, griyanya Ida Bagus Windya Adnyana (Gus Win).
Sebelum ke Bali singgah dulu di Pasar Suweta, mandi di pancoran Lingsar, dan ke Taman Mayura…. Hehe…
Ampura … satua sing metutuk mebongkol….
#Lombok #TamanNasionalRinjani #SembalunLawang #GunungRinjani #DanuSegaraAnak #GunungBaruJari #DewiAnjani #SangkaraHyang #GoaSusu Toren #Mataram #Sweta # 
kanduksupatra.blogspot.com 
 

No comments:

Post a Comment