Wednesday, January 3, 2018

“Pura Bhur Bhuah Swah” Di Gunung Kembar






(Kitir 2009). Mungkin terdengar agak awam / tak lazim untuk ukuran pura-pura tua di Bali. Tapi memang demikian keberadaannya di Gunung Sraya yang merupakan kembaran dari Gunung Lempuyang. Masyarakat Sraya menyebut kedua gunung ini sebagai Puncak Kawanan (barat / Lempuyang) dan Puncak Kanginan (timur / Sraya).
Memulai perjalanan, dari bawah akan dijumpai Pura Buar-Buaran yang merupakan penataran dari Pura Gunung Sraya. Lanjut mendaki kira – kira satu jam menanjak, sampai pada pertengahan gunung Sraya terdapat pelinggih yang oleh masyarakat Sraya disebut Pura Pasar Agung, linggih Ida Betara Wisnu dalam prabawa sebagai  Betara Sri Sedana. Ketika beliau mengayomi kesejahteraan masyarakat bergelar Betara Melanting.
Dari Pura Pasar Agung lanjut ke puncak. Sebelum mencapai puncak, akan bertemu pertigaan setapak yang ke kanan menuju beji tempat nunas tirta. Dari pertigaan lanjut ke puncak Gunung Sraya / Puncak Kanginan. Dalam perjalanan ke puncak akan disapa oleh tuan rumah yakni sekawanan bojog. Di puncak Kanginan / Sraya ini berdiri Pura Pucak Sari. Terdapat pelinggih Padmasana tempat memuja Ida Sanghyang Widhi Wasa, Padmasari tempat memuja sesuhunan di Gunung Sraya yakni HYANG PASUPATI. Terdapat pula pengayatan ke gunung Lempuyang dan Gunung Agung, dilengkapi tajuk pepelik.
Pura Puncak Sari adalah pura hulu dari masyarakat Sraya sejak jaman dahulu secara turun temurun. Odalan di sini dilangsungkan pada Purnama Ketiga. Pengempon pura adalah seluruh masyarakat adat Sraya yang terbagi dalam beberapa perbekelan.
Bagaimana dengan sebutan Pura Bhur Bhuah Swah…? Nah… belakangan ada orang yang “konon memiliki” kemampuan spiritual melakukan meditasi di Puncak Sari. “Konon” pula didapat semacam spirit, lalu pura ini disebutnya Pura Bhur Bhuah Swah. Mungkin karena terdapat tiga tingkatan pura yakni di kaki gunung, di tengah, dan di puncak. Demikian penuturan pemangku pura yakni Jero Mangku Ngaya.
Tapi…sepertinya akan lebih baik menggunakan nama yang sudah diwarisi secara turun - temurun oleh masyarakat Desa Sraya sebagai masyarakat penyungsung, yakni di dasar disebut PENATARAN, di tengah disebut PASAR AGUNG,  dan di puncak disebut PURA PUCAK SARI.  Ampura. Semoga tak terkena sosod upadrawa cakrabhawa rajapinulah.
#PuraBhurBhuahSwah #GunungSraya #GunungKembar #PuncakKawananKanginan #PuraPuncakSariSraya #PuraBuarBuar #PuraPasarAgung #PuraMelanting
kanduksupatra.blogspot.com


No comments:

Post a Comment