Sunday, October 15, 2017

SAKUNTALA Cikal Bakal Wangsa Bharata





Kitab Adiparwa mengisahkan seorang pertapa bernama Wiswamitra, dulu merupakan seorang raja namun meninggalkan kehidupan istana karena ingin mendapatkan kejayaan seperti Bagawan Wasistha. Tapanya sangat khusuk, tak tergoyahkan. Melihat hal tersebut, Dewa Indra mengutus bidadari Menaka menguji tapanya. Bidadari Menaka terbang ke tempat Wiswamitra bertapa, diiringi Dewa Bayu dan Semara.
Bidadari itu menggoda Sang Wiswamitra sehingga nafsu birahinya muncul. Bidadari Menaka dihamili oleh Sang Wiswamitra. Setelah merasa tugasnya telah selesai, bidadari Menaka kembali ke kahyangan sementara Sang Wiswamitra pergi meninggalkan tempat pertapaan karena gagal. Di tepi sungai Malini, Sang bidadari melahirkan bayi perempuan. Bayi tersebut ditinggalkan seorang diri sementara ibunya terbang ke kayangan. Kemudian sang bayi dirawat oleh burung Sakuni.
Bagawan Kanwa yang sedang mencari kembang di sekitar sungai Malini terkejut melihat seorang bayi tergeletak dirawat oleh burung Sakuni. Lalu bayi itu dipungut, diberkahi, dipelihara, dan diberi nama Sakuntala karena dirawat oleh burung Sakuni.
Pada suatu ketika, Prabu Duswanta pergi berburu ke hutan di kaki gunung Himawan. Setelah masuk jauh ke tengah hutan, ia menemukan lokasi pertapaan yang sangat indah, yang ternyata kediaman Bagawan Kanwa. Di sana ia disambut oleh puteri cantik jelita bernama Sakuntala. Timbulah keinginan Sang Raja untuk menikahinya. Sakuntala menolak, namun dirayu terus oleh Sang Raja, akhirnya Sakuntala bersedia menikah dengan syarat anak yang dilahirkannya harus menjadi pewaris tahta Sang Raja. Karena diselimuti rasa cinta, Sang Raja bersedia memenuhi permohonan itu.
Sang Raja bercinta dengan Sakuntala. Tak lama setelah itu, ia pergi meninggalkan pertapaan. Ia pulang dan berjanji bahwa kelak ia akan kembali lagi ke pertapaan  untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya jika sudah lahir.
Sakuntala termenung dan mengenang kepergian Sang Raja, Bagawan Kanwa datang. Sakuntala hanya diam membisu. Karena kesaktiannya, Bagawan Kanwa mengetahui kejadian yang dialami Sakuntala meskipun ia bungkam. Bagawan Kanwa membesarkan hati Sakuntala dan member nasehat.
Singkat ceritA, Dari hubungannya dengan Raja Duswanta, lahirlah seorang putera rupawan, diberi nama Sarwadamana. Tanda-tanda ia Calon seorang penguasa dunia tampak dari gambar cakra di telapak tangannya. Setelah anaknya lahir, Sakuntala dengan setia menunggu kedatangan Raja Duswanta. Namun Sang Raja tak kunjung datang. Hati Sakuntala menjadi semakin sedih memikirkan masa depan anaknya. Meliha hal tersebut, Bagawan Kanwa menyuruh Sakuntala beserta anaknya pergi menghadap Sang Raja di ibukota.
Karena ingin agar anaknya menjadi Raja, Sakuntala lalu pergi ke ibukota. Setelah sampai di ibukota, Sakuntala menghadap Sang Raja yang sedang bersidang di istana. Di depan umum, Sakuntala menjelaskan maksud kedatangannya bahwa ia hendak menyerahkan puteranya Sarwadamana sebagai putera mahkota karena janji Sang Raja.
Mendengar pengakuan itu, Raja Duswanta menolak perkataan Sakuntala. Ia menolak telah menikah dan memiliki anak dari Sakuntala. Ia juga menghina dan mencela Sakuntala di muka umum. Sakuntala menangis karena dipermalukan.
Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang membenarkan perkataan Sakuntala. Raja tak bisa mengelak lagi lalu ia menyongsong dan memeluk Sakuntala beserta anaknya. “Duhai Sakuntala, sebenarnya aku sangat gembira akan kedatanganmu. Namun karena kedudukanku sebagai Raja, apa kata dunia bila aku menikahimu yang tidak dikira sebagai istriku? Kini kesangsian itu tak ada lagi, karena semuanya telah mendengar sabda dari langit yang membenarkan ucapanmu. Karena itu, engkau adalah istriku dan Sarwadamana adalah puteraku. Ia akan kuangkat sebagai Raja menggantikanku. Namanya kuganti menjadi Bharata karena berdasarkan sabda dari langit”.
Setelah Raja Duswanta berkata demikian, ia menyerahkan tahta kepada Bharata. Bharatta menjadi raja besar dan menguasai wilayah yang sangat luas yang disebut dengan Bharatawarsa.
Raja Bharata menikah dengan Sunandadewi, melahirkan Sentanu yang kemudian menjadi raja di negeri Bharata yang akan menurunkan Dinasti Kuru. Raja Sentanu memiliki putra Bhisma (beribu Dewi Gangga). Putra Sentanu dari pernikahannya dengan Dewi Satyawati melahirkan Citra Anggada dan Wicitra Wirya. Yang selanjutnya akan menurunkan Drestrarastra dan Pandu. Yang selanjutnya menurunkan Korawa dan Pandawa. Demikian dikisahkan.
#KelirWayang #BudayaNusantara #WangsaBharata kanduksupatra.blogspot.com

No comments:

Post a Comment