Thursday, October 26, 2017

Sri Jaya Kesunu – Galungan - Hyang Betari Nini





Babad Usana Bali Pulina mengisahkan bahwa raja-raja Bali pada masa lalu tidak langgeng dan cenderung pendek umur. Alam bergejolak, rakyat “kegeringan” (menderita). Hal ini menggugah raja Sri Jaya Kesunu untuk mencari jawabannya. Pada tengah malam beliau menuju ke perhyangan Hyang Betari Nini (Hyang Betari Durga) di Pura Dalem Kedewatan (Pura Dalem Puri Besakih) untuk melakukan tapa brata yoga samadhi.
            Singkat cerita, setelah memanunggalkan bayu, sabda, idep, Hyang Betari Nini berkenan hadir di hadapan Sri Jaya Kesunu. Ida Betari Nini bersabda ” Hai anaku Sri Jaya Kesunu, apa maksudmu kemari?
Sri Jaya Kesunu menjawab “Hyang mulia Ida Betari, hamba mohon wahyu dan restu agar panjang usia. Yang bertahta menjadi raja hindarkan dari kematian, agar panjang usia, rakyat dan negara agar aman sentosa”.
            Ida Hyang Betari bersabda “wahai anakku Jaya Kesunu, dengarkan sabdaku. Mengapa raja-raja tidak panjang usia? Karena tiap-tiap Tiganing Dungulan tidak membuat upacara byakala, menyimpang dari tata cara terdahulu. Itulah sebabnya setiap yang bertahta belum dua tahun wafat, demikian juga rakyatmu. Mereka dijatuhi hukuman oleh para dewa. Tempat suci kayangan, kabuyutan serta pemujaan lainnya tidak dipelihara seperti dahulu. Mengakibatkan kehancuran negara, penyakit, binatang menyebar dan memangsa. Bhakti manusia kepada dewa telah luntur, tak melakukan tapa, brata, semadi, tak ada yang menjalankan dharma. Percekcokan menyebar luas, maka setiap menjelang kala tiga, matilah ia. Karena noda dari badan kasarnya meresap sampai ke hati nuraninya. Kini bila anaknda ingin menjadi raja, anaknda wajib menjaga peraturan (sasana), anaknda wajib memelihara kayangan dan kabuyutan, serta tempat-tempat pemujaan lainnya, anaknda agar tetap sujud bhakti, beryoga semadi memuja Ida Sanghyang Maha Wisesa. Tiap-tiap Kala Teluning Dungulan pada hari selasa Wage, anaknda harus menghaturkan Byakala, juga seluruh rakyatmu semua bergembira membuat sesaji untuk para dewa, mendirikan penjor agar sesuai dengan tata cara dahulu”. Demikian sabda Ida Hyang Betari Nini kepada Sri Jaya Kesunu.
            Sri Jaya Kesunu berhatur “daulat paduka Hyang Betari Nini, hamba sangat berterimakasih”.
            Setelah itu raja Sri Jaya Kesunu memerintahkan kepada seluruh rakyatnya untuk memperbaiki perahyangan, memelihara sad kahyangan, kahyangan tiga, sampai dengan kabuyutan, dan menyelenggarakan yadnya untuk bumi seperti dahulu kala ketika leluhur beliau memerintah pulau Bali, yang menyebabkan negara aman dan tentram, terhindar dari penyakit serta bahaya.
            Diceritakan kemudian raja Sri Jaya Kesunu tiba saatnya untuk kembali ke Buddhaloka, kerajaan kemudian diwariskan kepada putra beliau yakni Sri Jaya Pangus. Demikian dikisahkan. Ampura.

“I Jugul Punggung Mabet Ririh” (Si Dungu yang Sok Tahu).
#Galungan #SriJayaKesunu #HyangBetariNini #PuraDalemPuri

No comments:

Post a Comment