Thursday, July 9, 2015

APA ITU SAMPRADAYA ?





Banyak orang yang bertanya tentang Sampradaya. Jangankan masyarakat awam, para tokoh Hindu banyak yang belum paham tentang sampradaya. Sampradaya disebut pula dengan paksa, perguruan, parampara, sekte.  Di Bali, sampradaya disebut juga dengan aguron-guron. Dalam kamus sansekerta Sampradaya dapat berarti: - seorang yang memberi anugrah, - penyaji, - tradisi, - ajaran agama yang sudah mantap yang diajarkan oleh seorang guru suci, - kepercayaan yang telah mentradisi, - sesuatu yang khas yang merupakan bagian dari system ajaran weda, - suatu cara pengungkapan tradisi weda, - satu versi dalam tradisi ajaran weda. Sampradaya atau aguron-guron adalah berguru kepada orang bijak.
Sampradaya sendiri bersifat universal serta memiliki Adikara (desiplin) seperti karma, bhakti, dan jnana, memuja salah satu manifestasi Tuhan (ista dewata). Dalam realitasnya di masyarakat sampradaya termuat dalam kitab-kitab Purana, Regweda, Bagawad Gita, dll. Demikian pula dengan tradisi Hindu di Indonesia terdahulu terdapat banyak sekte atau paksa seperti Waisnawa, Siwa, Sakta, Ganapatya, Jaina, Gaura, dll. Sehingga keberadaannya di masyarakat dapat diibaratkan sebagai sebuah taman sari yang indah penuh dengan aneka bunga warna-warni.
Sampradaya juga diartikan sebagai garis perguruan tempat pengajaran ilmu pengetahuan spiritual. Menurut DR Goris (1974), pada abad ke 9 terdapat banyak sekte di Bali seperti Ganesa, Siwa Sidhanta, Bairawa, Pasupata, Waisnawa, Bodha, Brahmana, Sora, dll. Dalam keadaan demikian terjadi sutau persaingan dan berujung perpecahan di tengah masyarakat ketika itu. Untuk mengatasi masalah tersebut maka raja Udayana bersama dengan permaisurinya Gunaprya Dharma Patni melalui Mpu Kuturan menyatukan sekte-sekte tersebut menjadi paham Tri Murti seperti yang diterapkan oleh masyarakat Hindu Bali sampai sekarang ini. Proses penytuan tersebut berlangsung di tempat yang sekarang disebut dengan Pura Samuantiga. Karena di tempat tersebut terjadi penyatuan diantara sekte-sekte keagamaan.
Sampradaya atau aguron-guron atau sekte memiliki ciri spiritual yang tidak terlalu terkait pada lembaga. Namun lebih menekankan pada sikap mental, spirit pada niskama karma. Dalam realitasnya kelompok sampradaya memiliki program yang relatif lebih intensif. Sampradaya adalah penganut weda, serta merupakan bagian dari Hindu yang besar ini. Sampradaya mengejar tujuan umat Hindu yakni mokshartam jagadita ya ca iti dharma. (*)

No comments:

Post a Comment