Gunung Lempuyang adalah salah satu
kawasan suci di Bali. Bahkan dalam pengider buana tanah Bali, Lempuyang
merupakan salah satu kayangan utama atau sad kayangan. Gunung Lempuyang
memiliki sejarah panjang dan sangat penting dalam kaitannya dengan peradaban
tanah Bali serta manusia Bali yang mendiaminya. Dari kaki sampai ke puncak
gunung banyak terdapat pura-pura sebagai tempat menghubungkan diri kehadapan
sang maha pencipta. Hal ini menandakan bahwa Gunung Lempuyang sejak jaman dahulu
merupakan tempat melakukan pertapaan.
Untuk melakukan persembahyangan di
Gunung Lempuyang, maka ada banyak jalur menuju pura Lempuyang. Yang banyak
ditempuh saat ini adalah jalur Purwa Ayu yangmana melalui jalur ini akan
didahului dengan perembahyangan di Pura Penataran Luhur Lempuyang yang sangat
megah, terbuat dari batu paras putih. Setelah melakukan persembahyangan di
sini, pemedek yang ingin ke Lempuyang Luhur bisa melanjutkan perjalanan dengan
beberapa tahap persembahyangan. Yakni yang pertama akan menuju ke Pura Telaga
Mas. Setelah sembahyang di Pura Telaga Mas, kemudian pemedek biasanya menuju ke
Pura Lempuyang Madya. Namun sebelum mencapai Pura Lempuyang Madya, pemedek akan
melewati beberapa buah pura yakni Pura Pesaraman Dukuh yang terletak dekat
dengan Telaga Mas. Lalu beberapa saat kemudian melewati pura dari kelompok keluarga
atau soroh Sang Bagus (Ngakan).
Dari sini perjalanan melanjut ke Pura
Telaga Sawang. Di sini para pemedek akan melakukan peersembahayangan sebelum melakukan
persembahyangan di Pura Lempuyang Madya. Dari Lempuyang Madya kemudian
melanjutkan persembahyangan ke Pura Bukit Bisbis. Dari bukit Bisbis menuju ke Pura Pasar Agung dan selanjutnya
menuju ke Pura Lempuyang Luhur. Dalam perjalanan menyusuri Gunung Lempuyang,
umat paling tidak akan melakukan persembahnyang di tujuh tempat yakni Pura Penataran,
Pura Telaga Mas, Pura Telaga Sawang, Pura Lempuyang Madya, Pura Bukit Bisbis, Pura
Pasar Agung, dan Pura Lempuyang Luhur.
Dalam tulisan kali ini saya secara khusus akan membicarakan
tentang Pura Telaga Mas. Pura ini adalah pura paling awal ditemui ketika akan
menuju Puncak Lempuyang. Pura ini adalah sebagai pura Beji atau Pura Petirtan
dari Ida Betara di Lempuyang Luhur. Menurut penuturan Jero Mangku Buncing
(salah seorang pemangku yang ngayah di pura ini), Pura ini adalah awalnya
merupakan sebuah pancuran dari rembesan air Gunung Lempuyang yang membentuk
sebuah pancuran air atau telaga. Di tempat ini terdapat pelinggih yakni padma
capah sebagai linggih dari Ida Betara Gangga. Di sampingnya dilengkapi dengan
sebuah bale piyasan atau bale tajuk sebagai tempat berstana Ida Betara ketika
Ida Betara mehias dan mesuci.
Tentang air pancuran atau rembesan dari
puncak Gunung Lempuyang memang tak pernah kering sepanjang tahun. Air rembesan
tersebut membentuk sebuah telaga yang dilengkapi dengan tunjung / teratai dan
ikan. Selain sebagai petirtan dari Ida Betara Lempuyang Luhur, pura ini juga sebagai
tempat penglukatan atau penyucian bagi pemedek yang akan menuju ke Lempuyang
Luhur. Dan mengenai odalan di pura ini bersamaan dengan petirtan Ida Betara di
Lempuyang Luhur yakni pada hari Umanis Galungan.
Pada saat bersembahyang di Pura Telaga
Mas, maka pemedek akan disambut oleh suara merdu bagaikan kicauan burung begitu
ramai. Dari kejauhan terdengar seperti gemericik air pancuran yang jatuh di
atas batu. Namun sejatinya bukan kicauan, burung tetapi suara dari sekawanan
katak penghuni telaga mas yang jumlahnya ratusan. Mereka saling bersahutan menyerupai
suara burung berkicau. Katak tersebut memang hanya ada di telaga mas Gunung Lempuyang.
Ukurannya kecil, berwarna keemasan, sehingga penulis menyebutnya sebagai katak
emas. Katak-katak emas ini hanya tinggal di pura telaga mas, mengisi hari-harinya
dengan bersukaria dengan kawanannya sambil menyayi-nyanyi di atas daun tunjung.
Bagi pemedek yang tangkil ke Lempuyang,
mesti menyempatkan diri untuk melihat keindahan katak emas Lempuyang, sambil
mendengar merdunya suara para katak unen-unen Ida Betara Lempuyang. Untuk tulisan
selanjutnya, saya masih akan mengangkat tentang keunikan katak penghuni kolam
di Pura Telaga Sawang. Masih dari Gunung Lempuyang. (Kanduk).
No comments:
Post a Comment