Satu
Suro adalah hari pertama dalam penanggalan Jawa. Bisa dikatakan sebagai tahun
baru penganggalan Jawa.
Di
kalangan masyarakat tradisional Jawa yang masih mengemban tradisi dan budi
perketi leluhur, malam satu suro adalah malam yang sangat istimewa dan malam
yang sangat sakral. Malam ini para leluhur, para dewa dewi, para eyang, para danghyang,
para pengikut dan pengawal beranjangsana mengunjungi anak cucu buyut di rumah. Kehadiran
para Hyang inilah dirasakan malam ini terasa sakral beraura angker.
Pada
hari ini tak banyak yang bepergian jauh, berusaha untuk diam di rumah.
Sejatinya adalah untuk dapat menyambut kehadiran para leluhur dari alam
kahyangan untuk dipersembahkan sesaji semampunya. Walaupun ini tak nyata /
maya, namun keyakinan mereka akan membuat semuanya menjadi nyata. Malam ini Tanah
Jawa diliputi suasa magis yang kental karena kehadiran para Hyang dari alam
suniantara.
Karena
dewa dewa, para danghyang, dan para leluhur turun dari kayangan pada hari itu,
maka oleh para anak cucu buyut kesempatan ini digunakan untuk intropeksi diri, meruwat diri, penyucian
lahir batin, dan memohon anugrah kesentausaan. Juga digunakan untuk membersihkan
dan menyucikan benda pusaka peninggalan leluhur, karena sang pemilik akan
datang beranjangsana, serta dimohonkan agar kekuatan, daya magis, dan kesucian
pusaka tetap terjaga.
Bulan
Suro, bulan introspeksi, bulan penyucian diri, sehingga masyarakat tradisional
Jawa sejak dahulu mengurangi aktifitas rutin, dan lebih banyak melakukan aktifitas
rohani.
Bagi
para penganut keyakinan leluhur tanah Jawa, Satu Suro mesti menjadi tonggak KEBANGKITAN
TAKSU TANAH JAWA / kekuatan magis tanah Jawa yang didasari tradisi dan Budi
Pekerti Leluhur.
Rahayu…
Dirgahayu…. Dirgayusa….. Ampura
#SatuSuro
#LeluhurTanahJawa #PusakaLeluhur #RuwatanJawa
kanduksupatra.blogspot.com
Ngeri ngeri sedep min
ReplyDeleteBANG PROxyz