Acara
ngerupuk di desa diramaikan dengan anak-anak membawa obor / prakpak keliling
desa. Kerlap kerlip nyala obor beriringan sejak sandikala sampai malam terasa
sangat meriah, diiringi dengan riuhnya suara “kulkul” / kentongan di bale banjar.
Demikian awalnya.
kandukssupatra.blogspot.com
Ketika
listrik sudah mulai merata di desa – desa di Denpasar pada awal tahun 1980 an,
maka kegiatan mengarak obor / prakpak keliling desa semakin khilangan greget,
karena jalanan sudah diterangi listrik. Untuk menyemarakkan pengerupukan maka sekeklompok
anak-anak muda membuat Lelakut (orang-orangan sawah) yang dibuat seram dengan bentuk
yang sangat sederhana. Lelakut ini diarak keliling desa dan di-ogah-ogah
(digoyang-goyang) sepanjang jalan sambil bersukaria. Entah siapa yang kemudian
menyebut lelakut yang diogah-ogah tersebut dengan OGOH-OGOH. Istilah ini dipakai
sampai sekarang.
kanduksupatra,blogspot.com
Pada
awalnya hanya beberapa anak muda banjar di Denpasar yang membuat ogoh-ogoh. Kami
awalnya (th 1982) membuat ogoh-ogoh dari “sumi” (jerami) dengan garapan yang
masih sangat primitip. Kami dari Yangbatu (Yangbatu Kangin dan Yangbatu Kauh) waktu
itu mengarak ogoh-ogoh melewati Alun-alun (Puputan Badung), ke Suci (kawasan Jl
Hasanudin menuju Pemecutan, Jl. Gajah Mada, Catur Muka, dan kembali ke
Yangbatu. Para pengusung tak mengenakan baju saat itu.
kanduksupatra.blogspot.com
Sejalan
dengan perjalanan waktu, makin tahun makin bertambah anak – anak muda banjar
membuat ogoh-ogoh. Melihat perkembangan yang positif ini, maka awal tahun 1990
an, Peradah (pemuda Hindu Darma) bersama dengan parisada mengarahkan
perkembangan ogoh-ogoh agar memiliki makna spiritual dalam rangka Tawur Kesanga.
Diarahkanlah kreatifitas ini dengan membuat ogoh-ogoh berupa BHUTA KALA yang
bersumber dari cerita Purana, Pewayangan, Mitos masyarakat, Calonarang, dll.
yang mencerminkan “penyomia bhuta” (penetralisir kekuatan negatif).
Kini
ogoh-ogoh sangat pupuler. Anak-anak muda menggali mitos, tattwa agama Hindu, cerita
rakyat, dll. yang nantinya dituangkan dalam karya ogoh-ogoh. Teknis
penggarapannya pun semakin berkembang dan makin sempurna. Ogoh-ogoh sekarang kualitasnya
jauh lebih bagus dibandingkan tahun - tahun sebelumnya. Penggarapan tema serta
koriografinya pun semakin berkembang seperti yang kita saksikan belakangan ini.
Ogoh-ogoh
kini tidak saja menjadi ritual agama, namun juga menjadi atraksi budaya, seni,
dan atraksi wisata.
#OgohOgoh
#SejarahBudaya #GamaBali #GamaTirtha #TahunCaka
No comments:
Post a Comment