Diceritakan kerajaan Bali yang
perpusat di Klungkung diperintah oleh Dalem Dimade. Kekuasaan beliau sangat
luas, mencakup seluruh tanah Bali. Beliau memerintah dengan bijaksana, sehingga
rakyat Bali hidup tentram, aman dan sejahtera. Dalam memerintah beliau didampingi
para patih, Bhagawanta, dan pemuka kerajaan. Salah seorang patih beliau yang
cakap dan setia bernama I Gusti Tambahan yang berasal dari Tambahan Bangli. #Asal_Usul_Nama_Desa_Kubu_Tambahan_Buleleng
#kanduksupatra.blogspot.com
I Gusti Tambahan memiliki seorang putri
bernama Ni Gusti Ayu Jembung, berwajah cantik dan cakap. Atas kecantikannya,
terdengar oleh Dalem Dimade yang berkuasa kala itu, berkehendak untuk
mempersunting Ni Gusti Jembung. Semakin
lama, semakin tak terbendung hasrat dari Dalem Dimade untuk mempersunting Ni
Gusti Ayu Jembung. Akhirnya pada suatu hari Dalem Dimade menyampaikan maksud
hati beliau.
Namun I Gusti Ngurah Tambahan berkeberatan
kalau putrinya dipersunting oleh Dalem. I Gusti Ngurah Tambahan menyampaikan
keberatannya tersebut dengan sopan santun dan tata krama yang lembut kepada Dalem.
Dan untuk menghindari terjadinya hal yang tak diinginkan, maka I Gusti Ngurah
Tambahan memutuskan untuk meninggalkan Desa Tambahan diiringi oleh pengikutnya
yang setia. Mereka menuju ke daerah
timur menuju ke wilayah Karangasem dan menetap di sana untuk sementara waktu.
Setelah beberapa lama di sana, kemudian I Gusti Ngurah Tambahan angkat kaki
dari wilayah Karangasem, menyusuri pantai menuju ke wilayah utara pulau Bali,
hingga tanpa disadari rombongan I Gusti Ngurah Tambahan sampai di daerah
kekuasaan I Pasek Bulihan. #Asal_Usul_Nama_Desa_Kubu_Tambahan_Buleleng
#kanduksupatra.blogspot.com
Ketika
menginjakkan kakinya di sana, I Gusti Ngurah Tambahan mendengar bahwa Desa
Bulihan sedang mengalami ancaman
gangguan bahaya. Desa Bulihan beserta rakyatnya sedang diganggu oleh bromocorah
yang menyebabkan rakyatnya menjadi ketakutan.
Dengan kesaktian yang dimilikinya,
ia bertarung untuk menyelamatkan masyarakat desa Bulihan. Melalui pergulatan yang
melelahkan, akhirnya pertarungan dimenangkan oleh I Gusti Ngurah Tambahan.
Atas
keberhasilan tersebut Jero Pasek Bulihan yang menguasa wilayah dan rakyat di
sana megucapkan terima kasih atas bantuan dan keberanian dari I Gusti Ngurah Tambahan. Masyarakat desa Bulihan juga menjadi sangat
gembira karena kembali merasa aman. Sebagai ucapan rasa terimakasih, Jero Pasek
Bulihan menghadiahkan sebidang tanah yang terletak di sebelah utara Desa
Bulihan. Pemberian Jero Pasek Bulihan tersebut diterima dengan senang hati oleh
I Gusti Ngurah Tambahan. Beliau beserta keluarga dan pengikutnya membangun kubu (pemondokan) di sana. Akhirnya, tempat bermukim I Gusti Ngurah Tambahan
itu dikenal dengan Kubu Tambahan. Karena I Gusti Ngurah Tambahan membuat kubu (pondok) di sana.
Di
sanalah kemudian I Gusti Ngurah Tambahan bersama dengan pengikut dan masyarakat
sekitarnya hidup damai berdampingan. Demikian juga hubungan yang erat dan baik diantara
warga Pasek Bulihan, Pasek Bayan, Pasek Bebetin. Bahkan keempat warga pasek
tersebut senantiasa menjalin persaudaraan dalam suka dan duka.
Demikian
diceritakan secara singkat dalam pustaka lawas. Ampura.
#AsalUsulNamaDesaKubuTambahanBuleleng
#SejarahBali #BudayaBali
kanduksupatra.blogspot.com
No comments:
Post a Comment