Pada bulan-bulan terakhir kemarin, kata
koalisi hampir setiap menit ada yang menyebut di media televisi, pertemuan, ataupun
dalam dialog resmi maupun tak resmi. Pasalnya masyarakat Indonesia sedang
melakukan proses demokrasi yakni pemilihan presiden dan wakil presiden. Koalisi
antara partai-partai pengusung pasangan calon telah membentuk dua kubu politik
yang sangat riskan, dimana rakyat dibawa kepada dua kutub bagaikan membelah
semangka. Jika terjadi gesekan, pastilah bangsa ini akan terpecah menjadi dua.
Namun beruntung semua elemen masyarakat menyerukan pentingnya persatuan dan
kesatuan, sehingga Indonesia terhindar dari krisis politik seperti yang terjadi
di Negari Tailand.
Mohon maaf, tulisan ini bukan membahas
mengenai politik internasional, namun
tertarik dengan penggunaan istilah koalisi
itu sendiri. Kemarin lusa yang ngetren adalah koalisi bersyarat dan koalisi
tanpa sayarat. Koalisi bersyarat penuh dengan tawar menawar, siapa mendapat apa,
siapa menjadi apa, dan sebagainya. Artinya koalisi yang penuh pamrih. Sedangkan
koalisi tanpa syarat lebih melihat tujuan bersama yang ingin dicapai. Sehingga
proses tawar menawar bagi-bagi kekuasan tak begitu kental. Koalisi ini terasa
lebih tulus, tak begitu pamrih.
Sekali lagi mohon maaf, tulisan ini pun tak
akan membahas mengenai koalisi politik. Namun jauh sebelum dikenal istilah
koalisi, masyarakat Indonesia telah melakukan koalisi yang menembus batas-batas dunia nyata. Pihak yang
berkoalisi berasal dari dua dunia yang berbeda yakni dunia sekala dan niskala. Manusia
berkoalisi dengan mahluk gaib seperti wong samar, dedemit, memedi, gamang,
ataupun roh-roh tertentu. Koalisi lintas dunia berbeda ini hakekatnya sama
dengan koalisi yang dilakukan oleh partai-partai yakni bergabung bekerjasama
untuk tujuan tertentu.
Bisa jadi koalisi manusia dengan alam
gaib menyangkut bidang kekuasaan, politik, bidang keamanan, bidang ekonomi
perdagangan, kesehatan, asmara, atau bidang-bidang lainnya. Koslaisi alam gaib inipun
sifatnya bersayarat yakni adanya imbal balik pendapatan antara manusia dengan
mahluk gaib yangh diajak koalisi. Apabila tujuan manusia di dunia terpenuhi,
maka manusia wajib memberikan sesuatu kepada mahluk gaib tersebut. Bisa berupa
persembahan materi, makanan, benda-benda berharga, bahkan sesembahan hidup
berupa kurban yang kerap disebut dengan tumbal.
Di bidang kekuasaan, para punggawa
negeri, para pejabat kerajaan, pejabat pemerintah banyak melakukan koalisi
dengan dunia gaib untuk meraih kekuasaan, untuk mempertahankan kekuasaannya,
dll. Banyak ritual, banyak sesaji, banyak sesembahan dilakukan. Semua itu
pastilah dilakukan secara diam-diam dan tersembunyi alias operasi senyap.
Dalam beberapa proses pemilihan pernah
terjadi pengerahan pasukan wong samar untuk terlibat dalam pemilihan di TPS.
Caranya bagiamana? Wong samar diperintahkan oleh si pemimpin koalisi ini untuk
memasuki setiap ruang TPS untuk mempengaruhi pikiran atau kejiwaan pemilih
sesuai dengan keinginan sang bosnya. Si pemilih menjadi linglung sehingga lebih
gampang untuk mengarahkan coblosannya. Namun tak semua pemilih bisa dipengaruhi
seperti itu. Orang yang kuat batinnya tak bisa dipengaruhi, ia tak merasakan
apa-apa dan tak akan linglung. Yang menjadi sasaran adalah mereka-mereka yang
lemah imannya.
Kekuatan koalisi alam gaib juga digunakan
untuk melakukan teror niskala terhadap lawan politik. Banyak politisi yang
tiba-tiba sakit, banyak yang ketakutan, terkena sakit ngeb / diam, dan sebagainya. Semua ini adalah gejala-gejala dari
adanya pengaruh teror dari koalisi alam gaib. Bahkan seorang caleg kemarin
mengaku telah membangkitkan roh-roh kuburan / buta cuil di kuburan sebuah desa unuk mendukung dirinya secara
niskala dalam pemilu. Namun beruntung saja para buta cuil itu tak ngrebeda
(mengganggu) ketentraman masyarakat. Mungkin para buta cuil itu masih melihat
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
Dalam dunia ekonomi perdagangan pun
demikian. Koalisi dengan dunia gaib digunakan untuk mengarahkan konsumen. Biasanya
tampak sangat kontras dimana usaha sejenis akan sepi sedangkan di pihak koalisi
ramai. Karena kekuatan niskala diperintahkan untuk menutup aura usaha
pesaingnya sehingga kelihatan buram bahkan tak terlihat oleh konsumen. Atau apabila
konsumen masuk ke usaha pesaing itu, maka akan merasa tak nyaman, tak enak dll.
Sedangkan dalam usaha koalisi, para mahluk alam gaib akan menciptakan ilusi
yang menyenangkan, nyaman, indah, ramah, dlll. yang membuat orang tertarik untuk
dating bertransaksi. Ini hanyalah baru satu model, sebenarnya banyak model yang
dipraktekkan dalam dunia perdagangan.
Dalam dunia kesehatan pun demikian.
Kerapkali kesehatannya dipengaruhi oleh dunia gaib, banyak penyakit yang disebabkan
oleh mahluk-mahluk di luar mahluk manussia. Bisa hal itu atas perintah orang pintar
yang menggunaakan kekuatan gaib unttuk menyakiti seseorang, atau memang karena
kehendak mahluk gaib itu sendiri. Di lain pihak, para dukun kerapkali menggunakan
jasa dedemit atau mahkuk halus
lainnya untuk membujuk temannya (mahluk gaib) agar keluar dari tubuh seseorang
yang sakit.
Koalisi alam gaib dalam bidang asmara
juga tak kalah heboh. Dari sekian banyak praktek ini, sebagian diantaranya
menggunakan jasa mahluk alam gaib untuk mencapai tujuan asmara. Biasanya meninggalkan
sebuah gejala yang tidak normal secara logika dalam proses asmara tersebut. Dan
banyak lagi !.
Ini merupakan contoh kecil bahwa praktek
koalisi antara manusia dengan dunia gaib dilakukan secara massif dan terstruktur (meminjam istilah keren dalam dunia politik),
sangat kental dan sangat terasa. Sudah tentunya praktek ini dilakukan dengan
memanipulasi kodrat seseorang. Artinya si pelaku mencoba untuk tawar menawar
dengan dunia gaib untuk membelokkan karma seseorang sesuai dengan tujuan. Memang
hal tersebut ada yang berhasil dan ada yang tidak. Hal itu berhasil apabila
karma seseorang sejalan keinginan pelaku. Namun upaya itu akan gagal
apabila karma seseorang tak mengarah ke
situasi yang diinginkan pelaku. Dari sekian banyak operasi senyap tersebut,
banyak pula berhasil serta banyak pula yang gagal. Kenapa?. Ini kembali ke faktor
kejiwaan seseorang yang menjadi sasaran operasi senyap, serta faktor karma
seseorang.
Koalisi dengan dunia gaib adalah koalisi
bersyarat. Sebelum menandatangi nota kesepahaman dengan wong samar, tonye,
dedmit, lelembut, gamang, dll, maka disepakati dulu persyaratannya. Si pemohon
akan memberikan apa, si mahluk alam gaaib akan melakukan apa?. Semua itu
disepakati ssebelelumnya dan tak tertulis, tetapi akan terncatat di alam semesta.
Maka tak heran banyak hal yang dilakukan, banyak sesaji yang tak lazim dilakukan
oleh sesorang yang menjalin kontak dengan dunia gaib. Upah ini untuk memberikan
motivasi kepada mahluk alam gaib dalam menacapai tujuan.
Dalam prakteknya, tak semua pelaku
koalisi setia menjalankan kesepakatan. Sama dengan koalisi polItik di dunia
manusia. Ada peserta koalisi yang tak jujur, lalu mangingkari kesepakatan. Ada
yang curang tak memenuhi kewajibannya. Karena semua sudah tercatat di alam
semesta, maka kerapkali perjanjian-perjanjian ittu menjadi hutang niskala lalu
menjadi momok dalam kehidupan manusia pada masa-masa berikutnya. Banyak
gangguan, banyak godaan, banyak rintangan akibat tersangkut janji terdahulu. Lalu
sering terjadi hal niskala yang tak masuk akal, sehingga memerlukan penebusan atau penauran. Dalam dunai spiritual bali ddisebut dengan saud munyi (janji keceplosan) atau bisa
juga berupa sesangi yakni janji yang
diucapkan sescara sadar. Kira-kira demikian awalnya.
Semua yang
diungkapkan di atas adalah praktek yang dilakukan di luar kelaziman. Semua itu dilakukaan
mencoba untuk memanipulasi karma seseorang. Semua prakteek itu akan ada sebab
akibatnya, karena dilakukan atas dasar pamrih. Artinya bahwa para pelaku koalisi
alam gaib telah mengikat dirinya dengan perjanjian tertentu, yang membuat diri
akan sulit di masa mendatang. Oleh sebab itu, perlu penguatan jiwa, penguatan
iman, serta menjalani ritual-ritual sesuai dengan sastra agama yang tujuannya
untuk memuliakan leluhur dan memuja kebesaran Betara Betari, Dewa Dewi, Ida Sanghyang
Widhi Wasa. Sedangkaan ritual untuk alam gaib / gumatap gumiti adalah untuk
penghormatan serta pengharmonisan alam semesta. Hanya sebatas itu. (Taksu/Ki Buyut Dalu)
No comments:
Post a Comment