Tanggal 14 Februari, tampak semua
anak-anak muda terutama ABG luh muani
pada sumringah. Pasalnya pada hari itu adalah hari kasih sayang. Entah darimana datangnya hari itu, entah kapan mulai
dirayakan, entah apa maknanya, yang penting hari itu hari kasih sayang katanya.
Terus bagi yang ABG diartikan sebagai harinya untuk menyampaikan kata sayang,
cinta dan seterusnya kepada sang kekasih. Terus bagi yang jomlo bagaimana?
Para anak muda sibuk membeli bunga, coklat, dan boneka,
sebagai tanda cintanya kepada orang yang dikasihi. Tak terasa mereka ngantre di
kios bunga, di toko coklat atau di toko boneka menghabiskan uangnya membeli
pernak-pernik valentine.
Melihat
fenomena tersebut, kita menjadi sedikit berpikir, kenapa anak muda kita menjadi
keranjingan, menjadi histeris dan terbuai dengan hari tersebut dan hanyut dalam
budaya yang tak tahu darimana datangnya. Mungkin budaya import yang konon adalah
hari bagi kaum nasrani. Namun kenapa kita ikut-ikut tak menentu?.
Mungkin
akan lebih bermakna kalau anak-anak muda Bali secara semangat dan sumringah
melakukan sesuatu kegiatan spiritual atau budaya ketika hari Suci Galungan atau
hari-hari suci lainnya, sama semangatnya seperti menyambut Valentine Day atau seperti menyambut tahun baru masehi. Sehingga
akan terasa lebih bermanfaat, dibandingkan ketika hari Raya Galungan anak muda Bali bengong di rumah, tidur-tiduran, atau bahkan mungkin
mabuk (maaf, tidak tidak semuanya begitu !!). Bagaimana misalnya anggaran untuk
membeli bunga mawar, coklat dan boneka di gunakan untuk membeli bunga
harum, dupa wangi, atau yang lainnya ketika hari Galungan.
Tulisan
ini tidak bermaksud mengecilkan arti dari kasih sayang itu sendiri. Tetapi
semua ini hanyalah hasil pengamatan di lapangan terhadap anak muda Bali dan dibandingkan dengan ketika hari Galungan tiba. Mohon
maaf kalau pendapat ini sedikit berlebihan. Artinya valentine hanyalah sebuah
momentum, namun kasih sayang tersebut haruslah ditebar setiap saat kepada siapa
saja, tidak saja kepada pacar, namun lebih jauh lagi kepada umat manusia,
binatang dan tumbuhan. Artinya momentum ini mungkin dapat diisi dengan kegiatan
yang lebih bermakna.
Sekali
mohon maaf, mungkin saya ketinggalan jaman atau kurang gaul.
No comments:
Post a Comment