Friday, February 20, 2015

"Bulu Burung Hantu"





Kisah unik dialami oleh seorang pemuda bernama I Wayan Bronges. Penampilannya memang yahuudd…, gaul, semangat hidup tinggi, gairah tinggi, dan agresif. Pokoknya setiap sore ia keluar rumah entah itu keliling kota, menonton hiburan, atau kunjungi pacar, dengan kendaraan trail kesayangannya. Trail bawaannya memang cocok dengan gayanya yang sedikit urakan, kocak, namun baik hati.
Suatu malam minggu, dengan semangat tinggi ditambah kecretan minyak wangi, menambah gairah asamaranya. Sore menjelang malam ia pergi ke rumah pacaranya di bilangan Sanur dengan motor trailnya yang tinggi, tanpa reting. Ia pakai jaket kulit, dengan saputangan terlilit di leher. Pokoknya hari itu ia keren sekali. Sesampainya di rumah sang idola, ia disambut senyum merekah membuai hati. I Bronges bergegas mohon diri kehadapan orang tua si perempuan. Mereka berdua keluar rumah, entah kemana. Tiba-tiba saja di jalan ia ingin membawa gadis pujaannya menuju ke kawasan Renon yang masih sepi di sekitar perkantoran. Sampailah ia di sebuah kantor, di sana ada perempatan yang agak sepi, ada tempat duduk yang bagus, di bawah pohon suar yang besar dan rimbun. Mereka asik memadu asmara, entah apa lagi lanjutannya dalam malam yang sepi.
Singkat cerita, tanpa disadari sampailah mereka tengah malam sekitar pukul sebelas malam. Ia bergegas pulang. Ketika itu hujan mulai rintik-rintik jatuh menerpa kepala dan terasa dingin. I Bronges mencoba menghidupkan trailnya yang sedari tadi menjadi saksi bisu terhadap kisah percintaan mereka berdua. Setelah sekian kali distarter, ternyata motornya tak mau hidup sama sekali. Padahal tadi paginya ia sudah menservis sepeda motor trailnya, dengan harapan tak ada gangguan ketika apel nanti.
Sampai peluh pidit (berkeringat) ia menghidupkan motornya, namun tak hidup-hidup. Ia lalu sadar bahwa ia telah melakukan sesuatu yang tak pantas di tempat itu, apalagi di bawah pohon suar yang besar. Pikirannya sudah melayang ke arah mistik “Jangan-jangan ada yang menunggu tempat ini, jangan-jangan saya diganggu oleh penunggu di sini. Jangan-jangan motor ini ada yang menyumbat”
Ia teringat dengan cerita teman-temannya yang jail. Ia kemudian membalikan badannya kea rah pacarnya. Ia membuka sedikit sabuk dan resleting celananya, yang membuat pacarnya kaget, dan bilang jangan-jangan. Dikiranya ia membuka celana untuk mengagahi dirinya yang sampai saat ini masih suci.
Ternyata I Bronges mencabut beberapa helai bulun butuh (maaf: bulu burung) sambil mengerang sedikit kesakitan dengan mata terpejam. Bulu tersebut ia taburklan di atas motor dengan perkataan jangan mengganggu. Pacarnya tak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh I Bronges. Ia kembali menstater, dan sekali starter langsung hidup.
Lega hati I Bronges dengan resep “bulu burung hantu” tersebut ia mampu mengusir mahluk malam yang mengganggu. Ia segera pulang menghantar pacarnya. Sambil pulang ia berpikir. Ia tak percaya dengan apa yang ia lakukan tadi. Masak sih “bulu burung hantu” menyebabkan mahluk halus bisa lari. Apakah mereka takut dengan bulu, ataukah mereka geli dengan bulu-bulu yang dicabut tersebut, ataukah mereka jijik dengan bau celana dan bau dari bulu itu. Entahlah, ia pun tak tahu, yang jelas itu hanyalah cerita temannya yang ia coba-coba dalam situasi terjepit. Eh ternyata memang mujarab.
I Bronges malam itu langsung pulang sambil terheran-heran, dan sedikit geli. Iiiiihhhhh nakaaalll.
Diceritakan oleh I Made Setiawan, Semawang, Sanur.

No comments:

Post a Comment