27
tahun yang lalu, berangkat dari Gria Pegesangan, Lombok Barat, seharian menjelajahi
Taman Nasional Rinjani, Sembalun, Lombok Timur. Ketika sore tiba, buat tenda di
padang sabana, lalu tidur.
Ketika
bangun pagi, tanah sekeliling tenda berlubang berbentuk parit melingkari tenda.
Ini pasti ulah sekawanan Babi Hutan tadi malam ketika tertidur lelap. Pagi itu,
di kejauhan tampak sekawanan kerbau dan sapi liar sedang merumput.
Lanjut…
mendaki …naik ke cemara lawang, sore
nyampe, bermalam di sana.
Subuh…
lanjut perjalanan menuju puncak stana Hyang Dewi Anjani (Gunung Rinjani).
Sempat bersyukur dan bertrisandya. Hehe… pang nyak serem gis.
Tak
lama… turun ke stana Hyang Dewi Danu di Segara Anak, membasuh muka. Di pinggir
danau sedang tumbuh aktif anak gunung yang bernama Gunung Baru Jari.
Dari
Danu Segara Anak, turun menyusuri lembah sungai putih. Putih karena lapisan
belerang di bebatuan sepanjang sungai diantara lereng Gunung Rinjani dengan
Gunung Sangkaryang (Sangkara Hyang). Masuk ke Goa Susu (gua di lereng tebing
dengan lubang kecil, namun di dalamnya cukup luas, berisikan air panca rasa).
Di sepanjang lembah sungai putih banyak orang menyepi / semedi / bertapa. Di
tepi sungai ini sempat bermalam.
Lanjut
jalan…. turun menyusuri hutan di lereng gunung. Berpapasan dengan seorang kakek
renta membawa seekor ayam kecil dan setandan pisang kecil - kecil pula “Mau
kemana kek?” aku coba menyapa.
“Mau
naik… menyepi”. / “Berapa lama kek…..?” / “Yah… mungkin
sebulan….”
Kakek
ini sepertinya akan semedi di atas sana, seperti banyak orang yang ada di atas
sana. Ia sepertinya seorang spiritualis tradisional, polos, hidup dengan
setandan pisang selama sebulan….. apa bisa…? Nah itulah spiritual. Lewatkan
cerita itu…!
Perjalanan
lanjut menurun di dalam hutan lereng gunung…. Ketemu sebuah desa bernama
Torean… sangat sepi….. Ada seorang penduduk sedang mencari madu hutan…. Di sini
istirahat sambil menunggu teman yang masih di belakang…..
Kalau
mau ke kota gemana caranya…? seorang penduduk di kesepian desa berkata…. Di
sana ada pak…dekat… (sambil menunjuk)… tunggu di pinggir jalan…. Nanti ada
mobil lewat….
Eh
ternyata jaraknya kurang lebih 5 km. Setelah sekian lama menunggu… ada sebuah
Colt Stasion lewat…. Bersama rekan yang lain, Mr. Wayan Batan, Agus Pertanayasa,
Ngurah Suasnawa, I Wayan Selamet, I
Nengah Kecot Suardana, I Nyoman Suarta, Putu Kocik Antara, I Ketut Konyos
Suastika. Dan dua teman lain yakni Nada anak Mapala dari Br Ujung, dan satu
lagi dari Gemeh, lupa namanya. Mr. Wayan Batan menyebut kita-kita ini tim
SHERLY BOY. Diambil dari nama seorang pendaki perempuan bernama Sherly dari
Jakarta, sendirian, ketika kami mendaki Gunung Agung beberapa waktu sebelumnya.
Kembali
ke Mataram, ke Gria Pagesangan, griyanya Ida Bagus Windya Adnyana (Gus Win).
Sebelum
ke Bali singgah dulu di Pasar Suweta, mandi di pancoran Lingsar, dan ke Taman
Mayura…. Hehe…
Ampura
… satua sing metutuk mebongkol….
#Lombok
#TamanNasionalRinjani #SembalunLawang #GunungRinjani #DanuSegaraAnak
#GunungBaruJari #DewiAnjani #SangkaraHyang #GoaSusu Toren #Mataram #Sweta
#
kanduksupatra.blogspot.com
No comments:
Post a Comment