Tuesday, December 22, 2015

SUNDA UPASUNDA, BUNGA RATNA dan BIDADARI NILOTAMA




Dalam kitab Adi Parwa pada masa lalu dikisahkan dua orang raksasa kembar melakukan tapa yang sangat tekun. Kedua raksasa tersebut bernama Raksasa Sunda dan Raksasa Upasunda. Keduanya bertapa bermaksud mendapatkan anugrah agar dapat menguasai kayangan para dewa..
Keduanya bertapa sangat keras dan tekun, sehingga membuat para dewa di kayangan menjadi kawatir. Jangan-jangan tapanya berhasil sehingga niatnya untuk menguasai kayangan dan mengusir para dewa dari suarga. Dicarilah upaya oleh para dewa untuk menggagalkan kehendak dari dua raksasa sakti tersebut. Dewa Brahma kemudian minta kepada Dewa Wiswakarma untuk menciptakan seorang bidadari yang sangat cantik untuk menggoda tapa dari kedua raksasa tersebut. Dewa Wiswakarma kemudian menciptakan seorang bidadari yang cantik dengan menggunakan bunga ratna dan biji wijen. Terciptalah seorang bidadari cantik yang diberi nama Dewi Nilotama.
Karena saking cantiknya bidadari tersebut, membuat Dewa Brahma berkepala empat agar dapat menyaksikan kecantikan bidadari Dewi Nilotama dari segala arah. Demikian pula dengan Dewa Indra menjadi bermata seribu, untuk dapat melihat kecantikan Dewi Tilotama dari segala penjuru.
Bidadari Dewi Nilotama kemudian menjalankan tugasnya ke dunia untuk mengganggu tapa raksasa Sunda dan Upasunda. Dalam tapanya yang berat tersebut, kedua raksasa tersebut sangat terpesona dengan kecantikan dari bidadari Dewi Tilotama. Kedua raksasa tersebut kemudian menghentikan tapanya, dan berusaha untuk mendapatkan bidadari cantik itu. Raksasa Sunda dan Upasunda yang kembar dan sama-sama sakti tersebut akhirnya berperang mati-matian. Duniapun menjadi genjong karena perkelahian dasyat antara dua saudara kembar raksasa tersebut. Akhirnya kedua raksasa tersebut menemui ajalnya memperebutkan Nilotama. Bidadari Dewi Nilotama kemudian kembali ke kayangan, karena tugasnya telah selesai. Kemudian para Dewa di kayangan kembali merasa lega dan tidak kawatir lagi dengan rencana dari kedua raksasa tersebut.
Karena Bidadari Dewi Tilotama diciptakan dari bunga ratna, maka atas jasa tersebut, bunga ratna mendapat wara nugraha (anugrah) sebagai bunga utama untuk memuja Hyang Widhi dan para Dewa, dan sebagai bunga utama untuk kegiatan keagamaan untuk sarana pemujaan. Sehingga sampai saat ini masyarakat Hindu Bali di Bali menggolongkan bunga ratna sebagai bunga yang utama, selain bunga tunjung, dll.(Ki Buyut).

















2 comments: