Sunday, May 1, 2016

Prof. Dr. Ib Mantra (5) LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD), Tradisional Modern






        Dalam sebuah tulisan berjudul “Masalah Sosial Budaya Khususnya Pembangunan di Bali dalam Rangka Menyongsong Era Tinggal Landas” disajikan dalam Dies Natalis ke 22 dan Wisuda ke 1 Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar (1989), Prof. Mantra ada menulis sub judul “Lembaga-lembaga Tradisional”. Prof. Mantra antara lain menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lembaga-lembaga tradisional ini ialah lembaga yang telah memberi dukungan pada kehidupan masyarakat social budaya dan telah berkembang dari abad ke abad melalui proses sejarah. Dan ini telah memberi dukungan yang mantap pada kehidupan social budaya dalam masyarakat Bali. Lembaga-lembaga ini adalah desa adat, banjar, subak dan sekaa-sekaa yang fungsional. Lembaga-lembaga ini sifatnya fungsional atas dasar landasan tri-hita-karana, sifatnya yang  menonjol adalah social keagamaan, estetika, solidaritas, gotong-royong, rasa kebersamaan yang dilandasi oleh tat-twam-asi.Dinyatakan juga bahwa konsep-konsep yang juga mempengaruhi kehidupan social budaya masyarakat Bali dalam mencapai kehidupan yang lebih tinggi yaitu catur asrama (esensi maknanya adalah membina kehidupan yang berdisiplin dari masa kecil, remaja ke tingkat berkeluarga, lalu ketingkat yang lebih tua kehidupan rokhani dan terakhir menyerahkan diri dalam mencari kebenaran). Catur Paramaartha (membina kehidupan yang seimbang material dan spiritual dan menuju hidup yang sejahtera di dunia dan di dunia yang akan datang, sakala dan niskala). Konsep-konsep ini langsung atau tidak langsung, terasa atau tidak terasa ikut mempengaruhi pola masyarakat Bali dalam membina disiplin hidup rokhaninya. Semua unsure-unsur rokhani ini menyatu dalam kehidupan masyarakat, membentuk kepribadian serta membina pegangan hidupnya berbentuk disiplin dan menyatu dalam adat dan terwujud disiplin masyarakat.
         Dengan ladasan seperti terurai di atas maka lembaga tradisional di Bali memiliki jiwa terbuka dan fleksibel. Ia tidak saja memiliki peranan dalam mewujudkan ketertiban, keteraturan serta disiplin masyarakat, namun juga menjadi “agent of modernization” dalam menyukseskan pembangunan dan ternyata sangat berhasil. Ekses-ekses pembangunan dalam wujud social sangat terkendali, karena landasan di bawah cukup mantap.
         Dengan demikian Prof. Mantra yang sepuluh tahun menjabat sebagai Gubernur kepala Daerah Tk. I Bali menegaskan , “Maka untuk perkembangan pembangunan selanjutnya lembaga-lembaga tradisional tetap hendaknya dapat pembinaan yang baik khususnya segi menyangkut social budaya, menjelang tinggal landas pada permulaan Pelita VI “


 LPD dan  BUDA
 
         Pengarahan yang diberikan oleh Prof. Mantra kepada Majelis Lembaga Pembina Adat Tk. I Bali.  Perhatian yang diberikan oleh mantan duta besar Republik Indonesia untuk negara India tersebut dan yang baru saja datang dari lawatannya keberbagai pusat budaya di dunia itu, kepada lembaga adat di Bali begitu besar.
        Prof. Mantra mengatakan, lembaga adat adalah satu lembaga yang mempunyai landasan yang kuat untuk mengantarkan masyarakat ke arah kesejahtreaan dan kemakmuran dengan berbakti kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa. Lembaga adat terbuka untuk medernisasi dan juga dapat mengembalikan kemajuan-kemajuan yang dicapai tanpa kehilangan jati diri.
         Di bagian lain dinyatakan bahwa lembaga adat telah dapat membuktikan bahwa bila bijaksana penangananya, maka akan dapat tumbuh sehat dengan bentuk-bentuk perkembangan variasi luarnya yang kaya tapi berakar. Ini telah dibuktikan dengan contoh LPD (Lembaga Perkreditan Desa) yang di bentuk oleh Pemda pada tiap-tiap desa adat, dalam meningkatkan kemakmuran. LPD ini dengan didukung oleh kekuatan desa adat, sifatnya yang disiplin dengan solidaritas yang tinggi, telah berhasil dan jalannya baik meskipun masih ada kekurangan-kekurangan dan telah menunjukkan keberhasilannya dalam berpartisipasi mendukung pembangunan.
         Bila LPD berhasil menghadapi tantangan yang akan datang yang berkembang dan tumbuh dengan makin cepatnya pembangunan mengarah ke desa-desa (khususnya dalam bidang pertanian), untuk pemerataan yang membawa pertumbuhan hasil-hasil pertanian, juga pasar-pasar akan berkembang pula semacam swalayan, maka LPD akan tetap menjadi andalan desa-desa yang dapat memberi kemakmuran. Dengan demikian Lembaga Adat akan bertambah ampuh dan maju. Tetapi sebaliknya bila tidak mampu meningkatkan perkembangannya sesuai deang kemajuan-kemajuan di bidang ekonomi, maka LPD kelihatannya makin kecil peranannya karena tidak mampu menghadapi tantangan-tantangan kemajuan pembangunan mendatang sebagai akibat kebijaksanaan mempercepat pemerataan ekonomi, sehingga LPD tetap dapat memegang peranan yang penting sebagai lembaga perkereditan di desa-desa.
        Dengan demikian LPDdapat menjadi sumber dana untuk mengembangkan usaha-usaha di desa-desa dalam rangka memperluas usaha-usaha desa adat di samping yang telah ada yaitu LPD dengan membentuk badan usaha desa sebagai pasar mengelola hasil-hasil pertanian di desa-desa dan lain-lainnya, yang dapat melayani kebutuhan sehari-hari, semacam swalayan, demikian pula juga usaha-usaha pengembangan wisata desa. Bila Badan Usaha Usaha Desa Adat(BUDA) ini dapat terlaksana, maka desa-desa berhasil memperkuat kedudukannya di bidang ekonomi. Dengan demikian tugas-tugas desa adat akan lebih dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara agama dan social. Bila sudah tercapai ini maka integritas desa akan dapat terpelihara, demikian pula tidak terjadi kegoncangan-kegoncangan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang baru.
        Jelas tampak bagi kita bagaimana pemikiran yang dilontarkan untuk memberikan “kekuatan” ekonomi kepada desa adat sebagai institusi social yang begitu berakar di Bali. Institusi social yang telah memiliki kekuatan di bidang agama, solidaritas social, seni budaya. Adanya BUDA diharapkan akan semakin dapat memperkuat integritas desa adat, sehingga dapat menghadapi tantangan dan goncangan yang semakin besar. Selanjutnya dapat tumbuh dengan segar dan penuh vitalitas. (Ki Buyut, dari berbagai sumber
).





No comments:

Post a Comment