Tuesday, March 24, 2015

Sanghyang Ismaya menjadi Tualen




Sanghyang Ismaya adalah putra kedua Sanghyang Tunggal dengan Dewi Wirandi / Rekatawati. Dewi Wirandi adalah putri Prabu Yuyut / Resi Rekatama, raja Samudralaya. Sanghyang Ismaya mempunyai dua saudara kandung bernama Sanghyang Tejamaya / Sanghyang Antaga dan Sanghyang Manikmaya. Sanghyang Ismaya juga mempunyai tiga orang saudara satu ayah lain ibu (Dewi Darmani yang merupakan putri Sanghyang Darmayaka dari Selong), masing-masing bernama;  Sanghyang Rudra / Dewa Esa, Sanghyang Dewanjali dan Sanghyang Darmastuti.
Sanghyang Ismaya dikenal pula dengan nama Sanghyang Punggung (Purwakanda). Sanghyang Ismaya menikah dengan Dewi Senggani, putri  Sanghyang Wenang. Dari perkawinan tersebut melahirkan sepuluh orang putra masing - masing bernama; Bathara Wungkuam, Bathara Tembora, Bathara Kuwera, Bathara Wrahaspati, Bathara Siwah, Bathara Surya, Bathara Chandra, Bathara Yama / Yamadipati, Bathara Kamajaya dan Bathari Darmastutri.
Sanghyang Ismaya berwajah tampan. Suatu ketika beliau berdebat dengan Sanghyang Tejamaya karena memperebutkan siapa yang tertua diantara mereka dan yang berhak menjadi raja Tribuana. Akibatnya wajah mereka menjadi jelek. Oleh Sanghyang Tunggal mereka diberitahu bahwa dahulu mereka lahir berwujud telor. Yang tertua Sanghyang Tejamaya (tercipta dari kulit telur, kemudian Sanghyang Ismaya (tercipta dari putih telur) dan Sanghyang Manikmaya yang tercipta dari kuning telur. Karena kesalahannya itu, Sanghyang Ismaya dan Sangyang Tejamaya harus turun ke Marcapada. Sanghyang Tejamaya mendapat tugas memberi tuntunan kepada para angkara atau para Bhuta dan berganti nama menjadi Togog. Bathara Ismaya mendapat tugas  menjadi pengasuh / pamong para kstaria atau trah Witaradya. Sanghyang Ismaya turun ke pertapaan Paremana menjelma pada cucunya sendiri yakni menjadi Tualen / Malen (dalam budaya Jawa disebut Semar) putra Bathara Wungkuam, yang menjadi saudara ipar Resi Manumayasa.

No comments:

Post a Comment