Jalan di sekitar jalan puputan
Renon Denpasar dikenal dengan komplek perumahan kalangan berduit, pengusaha,
dan pejabat. Rumah-rumah berbagai tipe dengan berbagai gaya arsitektur menghiasi komplek perumahan
tersebut, yang disela-selanya masih tersisa tanah-tanah kosong yang siap
menunggu pembeli dengan harga yang selangit. Jadi hanya golongan tertentu saja
yang mampu membeli tanah di tempat itu.
Suatu
hari sebut saja namanya I Gedor yang profesinya sebagai petani sedang
mencarikan sapinya makanan berupa rumput. Ia melintas di salah satu ruas jalan
di sekitar perumahan elit tersebut, menyeruak di sekitar tanah kosong yang
banyak ditumbuhi rumput dan daun-daun yang bisa diberikan kepada sapinya. I
Gedor pun memasuki daerah tersebut yang lumayan luas dengan rumput yang rimbun
dan pepohonan serta disebelahnya berdiri bangunan megah.
Sampai
akhirnya di tengah-tengah semak-semak ia dikejutkan oleh gundukan tanah baru
yang habis di cangkul. Bentuknya menyerupai kuburan, lengkap dengan batu nisan,
ada bunga tabur di atasnya. Pikirannya sudah jauh melayang bahwa ada orang yang
mengubur mayat beberapa jam yang lalu. Mungkin dikubur tengah malam tadi atau
subuh tadinya.
I
Gedor yang sedikit panik kemudian segera menghubungi orang yang ada di sekitarnya
dan menunjukkan ada kuburan di semak-semak. Masyarakat di sekitarnya banyak
yang datang, namun diantara mereka sebagian besar adalah para pembantu dari
bos-bos yang elit tersebut. Kemudian salah seorang dari mereka menghubungi
kepala lingkungan banjar tersebut. Informasi juga masuk ke kepolisian sehingga
datanglah sejumlah petugas kepolisian ke tempat dimaksud.
Karena
tak ada yang sanggup memberi keterangan terhadap keberadaan kuburan tersebut kemudian
sang polisi memutuskan untuk membongkar kuburan tersbeut dibantu oleh
masyarakat di sekitarnya.
Dengan
penuh ketegangan dalam pembongkaran tersebut, cangkul demi cangkul menyeruak ke
dalam tanah, sampai akhirnya terlihat kain kafan dan beberapa benda perhiasan
manusia menyertai. Ketegangan semakin menjadi-jadi ketika kain kafan tersebut terlihat
jelas membentang memanjang membungkus sosok mayat yang dikubur tersebyut.
Tidak
saja masyarakat yang menyaksikan tersebut tegang, polisi pun menjadi semakin
tegang dibuatnya. Pikiran mereka tertuju kepada sosok mayat laki atau
perempuan, tua atau muda yang akan didapatkannya. Sampai akhirya kain kasa tersebut
diangkat oleh pihak kepolisian bersama dengan masyarakat sekitarnya yang membantu.
Diangkatlah kain kasa membungkus sosok misterius tersebut. Sebagina yang hadir
sudah menutup hidung, tegang dan segera ingin melihat siapa yang ada di dalam
bungkusan itu.
Ketika
kain kasa itu dibuka oleh petugas, sungguh sangat mengejutkan sekali bagi semua
yang hadir, bahwa sosok yang terbungkus kain kafan tersebut adalah mayat seekor
anjing dari jenis Golden Retrifer yang diperkirakan mati kena potas beberapa
jam yang lalu kemudian dikubur oleh pemilikinya di sebuah tanah kosong. Namun
mungkin karena rasa sayang yang begitu sangat sehingga cara penguburannya
layaknya manusia diberi bekal macam-macam, termasuk juga tabur bunga.
Mayat
atau bangkai anjing tersebut kembali dikubur agar dapat kembali beristirahat
dengan tenang, setelah sedikit mengalami gangguan. Atas kejadian tersebut, masyarakat
yang tadinya tegang kini menjadi bernafas lega dan sebagian dari mereka tertawa
menganggap sesuatu yang lucu dan unik. Namun ketika dicek siapa yang memiliki
anjing tersebut atau siapa yang mengubur, tak ada yang mengaku dan polisi pun
tak memproses lagi kejadian tersebut. Mungkin saja salah satu diantara yang
hadir tersebut adalah pelakuya mungkin tak ngaku, malu atau takut.
Kasus
yang sempat ditangani pihak kepolisian itupun ditutup dengan tak ada tuntutan,
tak ada kerugian, dan tak ada keberatan. Semuanya bubar dengan tenang dan I
Gedor melanjutkan untuk mencari rumput dan daun gamal di tempat itu, tanpa ada
rasa takut atau was-was. Karena sudah jelas itu adalah kuburan anjing. Ha…ha….
(kand).
No comments:
Post a Comment