Yamadipati dikisahkan dalam purana adalah putra
dari Sang Hyang Ismaya (Batara Guru) dan Dewi Kanastri. Yamadipati bersaudara
kandung dengan Sang Hyang Surya, Sang Hyang Wrehaspati, Sang Hyang Candra, Sang
Hyang Kamajaya, Sang Hyang Kwera, dll. Yamadipati juga disebut Sang Hyang Yama,
Sang Hyang Petraraja (penguasa para roh di neraka), disebut juga Sang Hyang
Yamakinkarapati (Yama sebagai panglima para cikrabala dan kingkarabala, yakni
makhluk penjaga neraka).
Yamadipati sebagai Dewa putra Batara Guru berstana di kayangan yang
bernama Hargadumilah dengan lingkaran api yang berkobar kobar. Dalam Hindu Bali kedudukan beliau disebut dengan Pura Prajapati atau
Mrajapati, sebagai Pura Pengulun Setra (Penguasa Kuburan / Penguasa
Kematian).
Sanghyang Yamadipati digambarkan
berwujud raksasa besar dan menakutkan, berwahanakan kerbau putih yang sedang
mendengus, sehingga menggambarkan sebuah kengerian sebagai Dewa Penguasa
Kematian, karena tugasnya adalah mencabut nyawa dan menghukum atma sesuai
dengan karmanya. Sehingga Yamadipati juga disebut sebagai Hakim Yang Agung.
Pada saat menjalankan tugas tersebut, Batara Yamadipati
membawa dhadhung (tali ladung sebagai
jerat) untuk mencabut nyawa manusia. Dalam menjalankan tugasnya beliau dibantu
oleh para cikrabala di kayangan yakni Sang Suratma, Sang Jogormanik, Sang
Mahakala, serta para bebhutan yang bertugas menghukum para roh di neraka yakni Bhuta Tot-tog Sil (raksasa bermata
besar), Bhuta Maya (raksasa maya maya),
Bhuta Celeng (raksasa berwujud babi),
Bhuta Abang (raksasa merah), Sang Bhuta Ireng (berwujud raksasa
hitam), Sang Bhuta Prungut (bertubuh
besar, hitam dan angker), Bhuta Ode-ode
(raksasa gundul), Sang Bhuta Wirosa
(raksasa maha sakti), Sang Bhuta Wingkara
(berwajah bengis), Bhuta Lilipan
(raksasa bertubuh singa, berbelalai gajah, mulutnya seperti ular berbisa), Sang Bhuta Mandar dan Sang Bhuta Mandir (raksasa kembar
berwajah bengis), Bhuta Ramya
(raksasa suaranya ribut), Sang Bhuta Edan
(raksasa yang suka mengamuk), Bhuta Pretu
(bhuta gelar gelur), Bhuta Janggitan (wajah
seram), Bhuta Lenda dan Bhuta Lendi, dll.
Sanghyang Yamadipati dalam pemurtiannya
(kemahakuasaannya) berwujud raksasa besar dan seram bersenjatakan Dewata
Nawasanga. Dalam wujud ini beliau disebut dengan Yamaraja, dipuja oleh Pedanda
Budha untuk memulai pelaksanaan upacara mecaru pada tingkatan Tawur dalam
rangka keharmonisan bhuana agung dan bhuana alit. (Sumber: Yama Purana Tattwa dan Bhima
Swarga).
No comments:
Post a Comment