Kitab Adiparwa mengisahkan seorang
pertapa bernama Wiswamitra, dulu merupakan seorang raja namun meninggalkan
kehidupan istana karena ingin mendapatkan kejayaan seperti Bagawan Wasistha.
Tapanya sangat khusuk, tak tergoyahkan. Melihat hal tersebut, Dewa Indra
mengutus bidadari Menaka menguji tapanya. Bidadari Menaka terbang ke tempat
Wiswamitra bertapa, diiringi Dewa Bayu dan Semara.
Bidadari itu menggoda Sang
Wiswamitra sehingga nafsu birahinya muncul. Bidadari Menaka dihamili oleh Sang
Wiswamitra. Setelah merasa tugasnya telah selesai, bidadari Menaka kembali ke
kahyangan sementara Sang Wiswamitra pergi meninggalkan tempat pertapaan karena
gagal. Di tepi sungai Malini, Sang bidadari melahirkan bayi perempuan. Bayi
tersebut ditinggalkan seorang diri sementara ibunya terbang ke kayangan.
Kemudian sang bayi dirawat oleh burung Sakuni.
Bagawan Kanwa yang sedang mencari
kembang di sekitar sungai Malini terkejut melihat seorang bayi tergeletak
dirawat oleh burung Sakuni. Lalu bayi itu dipungut, diberkahi, dipelihara, dan
diberi nama Sakuntala karena dirawat oleh burung Sakuni.
Pada suatu ketika, Prabu Duswanta
pergi berburu ke hutan di kaki gunung Himawan. Setelah masuk jauh ke tengah
hutan, ia menemukan lokasi pertapaan yang sangat indah, yang ternyata kediaman
Bagawan Kanwa. Di sana ia disambut oleh puteri cantik jelita bernama Sakuntala.
Timbulah keinginan Sang Raja untuk menikahinya. Sakuntala menolak, namun dirayu
terus oleh Sang Raja, akhirnya Sakuntala bersedia menikah dengan syarat anak
yang dilahirkannya harus menjadi pewaris tahta Sang Raja. Karena diselimuti
rasa cinta, Sang Raja bersedia memenuhi permohonan itu.
Sang Raja bercinta dengan Sakuntala.
Tak lama setelah itu, ia pergi meninggalkan pertapaan. Ia pulang dan berjanji
bahwa kelak ia akan kembali lagi ke pertapaan untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya jika
sudah lahir.
Sakuntala termenung dan mengenang
kepergian Sang Raja, Bagawan Kanwa datang. Sakuntala hanya diam membisu. Karena
kesaktiannya, Bagawan Kanwa mengetahui kejadian yang dialami Sakuntala meskipun
ia bungkam. Bagawan Kanwa membesarkan hati Sakuntala dan member nasehat.
Singkat ceritA, Dari hubungannya
dengan Raja Duswanta, lahirlah seorang putera rupawan, diberi nama Sarwadamana.
Tanda-tanda ia Calon seorang penguasa dunia tampak dari gambar cakra di telapak
tangannya. Setelah anaknya lahir, Sakuntala dengan setia menunggu kedatangan
Raja Duswanta. Namun Sang Raja tak kunjung datang. Hati Sakuntala menjadi
semakin sedih memikirkan masa depan anaknya. Meliha hal tersebut, Bagawan Kanwa
menyuruh Sakuntala beserta anaknya pergi menghadap Sang Raja di ibukota.
Karena ingin agar anaknya menjadi
Raja, Sakuntala lalu pergi ke ibukota. Setelah sampai di ibukota, Sakuntala
menghadap Sang Raja yang sedang bersidang di istana. Di depan umum, Sakuntala
menjelaskan maksud kedatangannya bahwa ia hendak menyerahkan puteranya
Sarwadamana sebagai putera mahkota karena janji Sang Raja.
Mendengar pengakuan itu, Raja
Duswanta menolak perkataan Sakuntala. Ia menolak telah menikah dan memiliki
anak dari Sakuntala. Ia juga menghina dan mencela Sakuntala di muka umum.
Sakuntala menangis karena dipermalukan.
Tiba-tiba terdengar suara dari
langit yang membenarkan perkataan Sakuntala. Raja tak bisa mengelak lagi lalu
ia menyongsong dan memeluk Sakuntala beserta anaknya. “Duhai Sakuntala,
sebenarnya aku sangat gembira akan kedatanganmu. Namun karena kedudukanku sebagai
Raja, apa kata dunia bila aku menikahimu yang tidak dikira sebagai istriku?
Kini kesangsian itu tak ada lagi, karena semuanya telah mendengar sabda dari
langit yang membenarkan ucapanmu. Karena itu, engkau adalah istriku dan
Sarwadamana adalah puteraku. Ia akan kuangkat sebagai Raja menggantikanku.
Namanya kuganti menjadi Bharata karena berdasarkan sabda dari langit”.
Setelah Raja Duswanta berkata
demikian, ia menyerahkan tahta kepada Bharata. Bharatta menjadi raja besar dan
menguasai wilayah yang sangat luas yang disebut dengan Bharatawarsa.
Raja Bharata menikah dengan
Sunandadewi, melahirkan Sentanu yang kemudian menjadi raja di negeri Bharata
yang akan menurunkan Dinasti Kuru. Raja Sentanu memiliki putra Bhisma (beribu
Dewi Gangga). Putra Sentanu dari pernikahannya dengan Dewi Satyawati melahirkan
Citra Anggada dan Wicitra Wirya. Yang selanjutnya akan menurunkan Drestrarastra
dan Pandu. Yang selanjutnya menurunkan Korawa dan Pandawa. Demikian dikisahkan.
#KelirWayang #BudayaNusantara
#WangsaBharata kanduksupatra.blogspot.com
No comments:
Post a Comment