Babad Usana Bali
Pulina mengisahkan bahwa raja-raja Bali pada masa lalu tidak langgeng dan
cenderung pendek umur. Alam bergejolak, rakyat “kegeringan” (menderita). Hal
ini menggugah raja Sri Jaya Kesunu untuk mencari jawabannya. Pada tengah malam beliau
menuju ke perhyangan Hyang Betari Nini (Hyang Betari Durga) di Pura Dalem
Kedewatan (Pura Dalem Puri Besakih) untuk melakukan tapa brata yoga samadhi.
Singkat
cerita, setelah memanunggalkan bayu,
sabda, idep, Hyang Betari Nini berkenan hadir di hadapan Sri Jaya Kesunu.
Ida Betari Nini bersabda ” Hai anaku Sri Jaya Kesunu, apa maksudmu kemari?
Sri Jaya Kesunu
menjawab “Hyang mulia Ida Betari, hamba mohon wahyu dan restu agar panjang
usia. Yang bertahta menjadi raja hindarkan dari kematian, agar panjang usia,
rakyat dan negara agar aman sentosa”.
Ida
Hyang Betari bersabda “wahai anakku Jaya Kesunu, dengarkan sabdaku. Mengapa
raja-raja tidak panjang usia? Karena tiap-tiap Tiganing Dungulan tidak membuat
upacara byakala, menyimpang dari tata
cara terdahulu. Itulah sebabnya setiap yang bertahta belum dua tahun wafat, demikian
juga rakyatmu. Mereka dijatuhi hukuman oleh para dewa. Tempat suci kayangan,
kabuyutan serta pemujaan lainnya tidak dipelihara seperti dahulu. Mengakibatkan
kehancuran negara, penyakit, binatang menyebar dan memangsa. Bhakti manusia
kepada dewa telah luntur, tak melakukan tapa, brata, semadi, tak ada yang menjalankan
dharma. Percekcokan menyebar luas, maka setiap menjelang kala tiga, matilah ia.
Karena noda dari badan kasarnya meresap sampai ke hati nuraninya. Kini bila
anaknda ingin menjadi raja, anaknda wajib menjaga peraturan (sasana), anaknda
wajib memelihara kayangan dan kabuyutan, serta tempat-tempat pemujaan lainnya,
anaknda agar tetap sujud bhakti, beryoga semadi memuja Ida Sanghyang Maha
Wisesa. Tiap-tiap Kala Teluning Dungulan pada hari selasa Wage, anaknda harus
menghaturkan Byakala, juga seluruh rakyatmu semua bergembira membuat sesaji
untuk para dewa, mendirikan penjor agar sesuai dengan tata cara dahulu”. Demikian
sabda Ida Hyang Betari Nini kepada Sri Jaya Kesunu.
Sri
Jaya Kesunu berhatur “daulat paduka Hyang Betari Nini, hamba sangat
berterimakasih”.
Setelah
itu raja Sri Jaya Kesunu memerintahkan kepada seluruh rakyatnya untuk
memperbaiki perahyangan, memelihara sad kahyangan, kahyangan tiga, sampai
dengan kabuyutan, dan menyelenggarakan yadnya untuk bumi seperti dahulu kala
ketika leluhur beliau memerintah pulau Bali, yang menyebabkan negara aman dan
tentram, terhindar dari penyakit serta bahaya.
Diceritakan
kemudian raja Sri Jaya Kesunu tiba saatnya untuk kembali ke Buddhaloka,
kerajaan kemudian diwariskan kepada putra beliau yakni Sri Jaya Pangus. Demikian
dikisahkan. Ampura.
“I Jugul Punggung Mabet Ririh”
(Si Dungu yang Sok Tahu).
#Galungan #SriJayaKesunu
#HyangBetariNini #PuraDalemPuri
No comments:
Post a Comment