|
Mahameru di Jambudwipa |
Dalam Lontar Tantu Panggelaran
diceritakan bahwa pada jaman dahulu Pulau Jawa masih goyang-goyang (tidak
stabil) di atas laut karena tak ada pemberatnya. Atas situasi tersebut kemudian
Sanghyang Mahakarana (Batara Guru / Sanghyang Parameswara / Batara Siwa)
mencari penguatnya. Batara Guru beryoga, kemudian memutar Taya (ketiadaan /
kekosongan) menjadi buih putih, maka terciptalah Gunung Hyang (Gunung Dieng). Tanah
tempat pijakan Batara Guru saat itu menjadi Gunung Limohan. Pulau Jawa belum
juga stabil.
Batara Guru kemudian menitahkan para dewa
pergi ke Jambudwipa untuk memindahkan puncak Gunung Mahameru ke pulau Jawa,
untuk dijadikan pemberat. Gunung Mahameru disebut juga Gunung Mandara / Mandara
Giri adalah gunung yang sangat besar dan tinggi. Kaki dan badannya di bumi,
sedangkan puncaknya di angkasa setinggi seratus yojana sampai di kayangan.
Untuk memotong puncak Gunung Mahameru, maka Batara Wisnu menjadi Nagaraja (raja
naga) melilit gunung, Batara Brahma menjadi Kurmaraja (raja penyu) untuk menyangga
potongan puncak gunung, sedangkan Batara Bayu menerbangkan puncak gunung.
|
Gunung Kelasa |
Saat memotong puncak gunung Mahameru,
keluar air yang mengandung racun sangat dasyat yang disebut racun Kalakuta. Racun
ini terminum yang menyebabkan para dewa menjadi lemah. Hal tersebut diketahui oleh
Batara Guru, lalu meminum semua racun itu. Karena dasyatnya racun Kalakuta,
menyebabkan hitam pada leher Batara Guru. Oleh sebab itu Batara Guru disebut
Batara Nilakanta (berleher hitam). Dengan terserapnya racun itu, para dewa kembali
mendapatkan kekuatannya.
|
Gunung Lawu |
Singkat cerita, puncak Gunung Mahameru
sudah berhasil dipotong lalu diterbangkan ke pulau Jawa dan diletakkan di
bagian barat. Gunung tersebut tampak bersinar putih bagaikan jejak kaki para dewa,
maka disebut Gunung Kelasa. (Kailas / Kailasa, gunung bersalju stana Dewa
Siwa). Karena diletakkan di ujung barat, maka pulau Jawa berat sebelah. Untuk menyeimbangkan,
puncak Gunung Mahameru yang sudah ditempatkan di barat kembali dipotong dan diterbangkan
ke timur pulau Jawa. Dalam perjalanan ke timur, bagian bawah gunung jatuh
berceceran. Reruntuhannya berturut-turut menjadi Gunung Katong (Gunung Lawu),
Gunung Wilis, Gunung Kampud (Gunung Kelud), Gunung Kawi, Gunung Arjuna, Gunung
Kemukus. Sedangkan puncaknya menjadi Gunung Semeru.
|
Gunung Kelud |
Dalam kedudukan yang baru di timur,
Gunung Semeru masih belum kokoh, karena bagian bawahnya runtuh dalam
perjalanan. Agar kedudukannya kokoh, maka Gunung Semeru disandarkan pada Gunung
Brahma (Gunung Bromo). Itu sebabnya Gunung Semeru disebut Gunung Nisada (gunung
yang kokoh).
|
Gunung Kawi |
Setelah tugas tersebut selesai, Batara
Guru beserta para dewa berkumpul, semua memuja Gunung Mahameru (raja dari semua
gunung). Gunung Semeru adalah Lingga
Acala (lingga yang tak bergerak dan tak dibuat oleh manusia). Gunung yang
suci stana Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam prabawa sebagai Batara Guru / Batara
Mahakarana / Batara Jagatkarana / Sanghyang Siwa Pasupati / Batara Parameswara /
sebutan lainnya. (Ki Buyut Dalu,2016
|
Gunung Arjuna |
|
Gunung Semeru |
)
No comments:
Post a Comment