Dalam Adi Parwa dikisahkan dua raksasa kembar bernama Sunda dan Upasunda melakukan tapa yang sangat berat untuk mendapatkan anugrah agar dapat menguasai kayangan para dewa. Hal ini membuat para dewa di kayangan menjadi kawatir. Jangan-jangan tapanya berhasil sehingga niatnya untuk menguasai kayangan tercapai. Maka dicarilah upaya oleh para dewa untuk menggagalkan niat kedua raksasa itu.
Dewa Brahma kemudian minta kepada Bhagawan Wiswakarma untuk menciptakan seorang bidadari yang sangat cantik untuk menggoda tapa kedua raksasa itu. Bhagawan Wiswakarma menciptakan bidadari cantik dengan menggunakan bunga ratna. Bidadari cantik itu diberi nama Dewi Tilotama, ada yang menyebutnya Dedari Nilotama. kanduksupatra.blogspot.com
Karena saking cantiknya bidadari tersebut, membuat Dewa Brahma
menjadikan dirinya berkepala empat (catur muka) agar dapat menyaksikan
kecantikan bidadari Dewi Tilotama dari segala arah. Demikian pula Dewa
Indra menjadikan dirinya bermata seribu untuk dapat melihat kecantikan
Dewi Tilotama dari segala penjuru.
Bidadari Dewi Tilotama lalu menjalankan tugasnya untuk mengganggu tapa raksasa Sunda dan Upasunda. Kedua raksasa itu sangat terpesona dengan kecantikan dari bidadari Dewi Tilotama, lalu menghentikan tapanya dan berusaha untuk mendapatkan bidadari cantik itu. Raksasa Sunda dan Upasunda yang sama-sama sakti saling berebut untuk mendapatkan Bidadari Tilotama. Tak mau mengalah, akhirnya berperang mati-matian. Kedua raksasa itu menemui ajalnya memperebutkan Tilotama. Bidadari Dewi Tilotama kemudian segera kembali ke kayangan, karena tugasnya telah selesai. Para Dewa di kayangan merasa lega dan tidak kawatir lagi dengan kedua raksasa itu.
Karena Bidadari Dewi Tilotama diciptakan dari bunga ratna, maka atas jasa tersebut, para dewa memberi waranugraha (anugrah) kepada bunga ratna sebagai sebagai bunga utama untuk memuja para Dewa. Sehingga sampai saat ini masyarakat Hindu (Bali) menempatkan bunga ratna sebagai salah satu bunga yang utama.
Ampura. Sekadi Nasikin Segara.
#SundaUpasunda #BungaRatna #BidadariTilotama #Bunga Utama
kanduksupatra.blogspot.com
Bidadari Dewi Tilotama lalu menjalankan tugasnya untuk mengganggu tapa raksasa Sunda dan Upasunda. Kedua raksasa itu sangat terpesona dengan kecantikan dari bidadari Dewi Tilotama, lalu menghentikan tapanya dan berusaha untuk mendapatkan bidadari cantik itu. Raksasa Sunda dan Upasunda yang sama-sama sakti saling berebut untuk mendapatkan Bidadari Tilotama. Tak mau mengalah, akhirnya berperang mati-matian. Kedua raksasa itu menemui ajalnya memperebutkan Tilotama. Bidadari Dewi Tilotama kemudian segera kembali ke kayangan, karena tugasnya telah selesai. Para Dewa di kayangan merasa lega dan tidak kawatir lagi dengan kedua raksasa itu.
Karena Bidadari Dewi Tilotama diciptakan dari bunga ratna, maka atas jasa tersebut, para dewa memberi waranugraha (anugrah) kepada bunga ratna sebagai sebagai bunga utama untuk memuja para Dewa. Sehingga sampai saat ini masyarakat Hindu (Bali) menempatkan bunga ratna sebagai salah satu bunga yang utama.
Ampura. Sekadi Nasikin Segara.
#SundaUpasunda #BungaRatna #BidadariTilotama #Bunga Utama
kanduksupatra.blogspot.com
No comments:
Post a Comment