Pada
awal pengerjaan proyek MRT di Jakarta, Presiden Joko Widodo meresmikan
pengoperasian bor bawah tanah yang diberi nama ANTAREJA. Siapakah Antareja?
Diceritakan
di taman Maduganda, Dewi Subadra kedatangan tamu yang tak diundang yakni Burisrawa
putera Prabu Salya dari Mandaraka. Tiba - tiba saja ia sudah masuk ke taman, membuat
Dewi Subadra kaget. Dewi Subadra terus dirayu oleh Burisrawa yang sejak dulu sudah
mendambakannya. Buriswara makin lama makin kasar pada Dewi Subadra. Dewi Subadra
tidak menanggapi. Burisrawa menjadi brutal, lalu mengeluarkan senjata untuk
menakut - nakuti Dewi Subadra. Namun Dewi Subadra malah menubruk keris itu,
hingga tewas.
Mengetahui
Dewi Subadra tewas, Burisrawa menjadi ketakutan. Ia segera bersembunyi di
balik tanaman di kegelapan. Dewi Srikandi lalu datang dan mendapati Subadra
telas tewas. Ia menjadi marah lalu mencari
pembunuhnya. Di kegelapan ada bayangan orang di dekat tanaman. Srikandi
bertanya “apakah ini Patih Sucitra?”. Dijawab oleh orang itu “ya betul
saya Patih Sucitra”. Srikandi terus berkata “kok suaranya seperti Patih
Surata?” Mendengar suara itu, orang itu juga membetulkan, kalau ia Patih
Surata. Dengan jawaban itu, maka yakinlah Srikandi bahwa orang asing ini yang membunuh
Dewi Subadra. Ia mengejar bayangan orang itu dan berhasiil lolos. Srikandi
segera memberitahukan kejadian ini kepada Arjuna dan keluarga semua.
Prabu
Kresna menyarankan, agar dapat mengetahui siapa pembunuhnya maka Dewi Subadra
harus dilarung ke sungai. Lalu Gatotkaca ditugaskan untuk mengawasi keberadaan
Dewi Subadra. Demikian awalnya.
Kini
diceritakan Sang Antareja. Ia adalah putera Sang Bima dengan Dewi Nagagini (puteri
Sang Antaboga). Ketika beranjak dewasa, ia ingin mengabdi pada saudara dan
ayahnya. Antareja memiliki kesaktian bisa berjalan di dalam bumi / dalam tanah.
Antareja lalu berpamitan pada kakek dan ibunya untuk menemui ayahnya di Amarta
(Indraprasta). Kakeknya membekali Antareja dengan tirta Prawitasari (amerta)
serta Aji Kawastraman (ilmu merubah wujud).
Saat
itu Antareja sedang melakukan perjalanan mencari ayahnya. Ia menempuh
perjalanan lewat jalan bawah tanah. Setelah sekian lama dalam perjalanan bawah
tanah, Sang Antareja sampai di Sungai Yamuna. Sesampai di permukaan air, ia melihat
jasad seseorang sedang mengambang di sungai. Antareja bermaksud akan
menghidupkan kembali orang tersebut. Ia segera mendekati jasad Dewi Subadra.
Gatutkaca melihat ada seseorang yang menghampiri jasad Dewi Subadra, maka
Gatutkaca segera menyerangnya dan terjadilah perkelahian.
Saat
perkelahian sengit itu, Bagawan Narada datang memberitahu kalau keduanya masih
bersaudara. Keduanya putera Werkudara.
Singkat
cerita, tubuh Dewi Wara Subadra diperciki Tirtha Prawitasari, lalu hidup
kembali. Keluarga senang melihat Dewi Subadra. Dewi Subadra lalu menceritakan
apa sebenarnya telah terjadi hingga ia tewas.
Mendengar
penuturan Dewi Subadra, Antareja merasa geram. Ia ingin membalas kejahatan
Burisrawa. Dengan bekal pusaka kakeknya yakni Aji Kawastraman, Antareja berubah
wujud menjadi Dewi Subadra. Iapun pergi ke kediaman Burisrawa di Kerajaan
Balika. Dewi Subadra palsu ini berpura - pura ingin membersihkan rambut
gimbal Burisrawa yang penuh kutu. Burisrawa senang sekali ketika Dewi Subadra
yang didambakannya tiba – tiba datang di hadapaannya. Burisrawa akan memberi
hadiah kalau Dewi Subadra dapat kutu sembilan maka Burisrawa dapat jotos
dari Dewi Wara Subadra. Dewi Subadra palsu mendapat sembilan kutu, maka Dewi
Subadra pun memukul Burisrawa, sehingga jatuh tergeletak. Buriswara terkejut
karena pukulannya seperti laki laki.
Setelah
melirik ke belakang, ternyata yang ada di belakangnya bukan Dewi Subadra tetapi
seorang laki-laki yang mirip Gatutkaca. Maka terjadilah perkelahian antara
Burisrawa dan Antareja. Burisrawa melarikan diri ketakutan.
Antareja
kembali ke Indraprasta, lalu menceritakan semuanya pada ayahnya Werkudara dan para
Pandawa. Antareja senang bisa bertemu dengan ayahnya dan keluarga Pandawa.
Kisah
Antareja mencari ayahnya ini dalam pakeliran wayang purwa sering diberi lakon “Subadra
Larung”. Begitu katanya. Tutur puyung I Lutung Puruh. Ampura.
#Antareja #Amarta #SubadraLarung #TirthaPrawitasari
#AjiKawastraman #KelirWayangPurwa
kanduksupatra.blogspot.com
No comments:
Post a Comment