“Kepangan” berarti dimakan. Bulan kepangan,
bulan dimakan. Siapa yang memakan…? Konon Sang Kala Rau. Mitologinya, Sang Kala
Rau menaruh dendam kepada Sanghyang Candra. Karena Dewa Candra dan Dewa Surya
yang mengetahui bahwa Sang Kala Rau telah melarikan Tirtha Amerta yang
diperoleh dari hasil pengadukan Samudra Mantana di Ksira Arnawa. Atas dendam
itu, maka pada waktu-waktu tertentu Sang Kala Rau akan menelan Sanghyang Wulan
dan Sanghyang Surya.
Bulan kepangan, zaman now disebut
Gerhana Buulan, saat dimana Sanghyang Wulan ketadah Kala Rau. Situasi ini diniilai
sebagai “prawesa” / pertanda kurang baik.
Disebut juga sebagai pertemuan Sanghyang
Candra dengan Sanghyang Surya. Pada hari ini para Pandita mesti melakukan “utpti
stiti puja” kehadapan Sanghyang Candra, bersaranakan canang wangi - wangian,
canang raka dilengkapi bubur biaung, penek putih kuning adandanan dilengkapi
wangi wangian.
Hari itu pula “Sang Gama Tirtha” (umat
sedharma), para pinandita, para widnyana / para wikan menggelar yoga semadi,
mewacanakan segala kebaikan serta menceritakan suatu yang utama. Demikian juga di
natar perahyangan dilakukan yoga astawa kehadapan Sanghyang Surya Candra.
Setelah melakukan pemujaan, sebulan
lamanya masyarakat “kelarang” (dilarang) oleh Sanghyang Wulan “angwangun karya
ayu” (menyelenggarakan upacara yadnya yang sifatnya besar) untuk memuja Dewa,
Bhuta, maupun Pitra.
Demikian disebutkan di dalam “Pakem Gama
Tirtha”. Ampura.
Niki wantah satua kangin kauh, sekadi
ngajahin buaya nyilem. Cerita ngalor ngidul, bagaikan mengajar buaya menyelam,
sudah tentu sia - sia tak ada gunanya.
#GamaBali
#HinduBalli #GamaTirtha #BulanKepangan #PakemGamaTirtha #SanghyangSuryaCandra
#SanghyangWulan #SangKalaRau #KiBuyutDalu #KandukSupatra kanduksupatra.blogspot.com
No comments:
Post a Comment