Pernah bisul?
Atau paling tidak pernah melihat orang bisul? Bagi yang pernah mengalami bisul,
mungkin membayangkannya saja sudah perih rasanya (maaf) pantat ini. Bisul biasanya muncul di pantat. Bisul itu penyakit yang
pintar. Ia mengambil tempat di pantat dengan harapan cepat meletus
ketika orang duduk. Bisul yang bentuknya
seperti gunung, tujuan akhirnya cuma satu, yakni meletus. Dengan meletus,
berarti semua material keluar, dan habislah tekanan dari dalam, serta rasa
sakit akan berkurang. Kayaknya sih seperti itu kalau dianalogikan dengan gunung
berapi.
Omong-omong tentang
bisul, ada sebuah cerita ringan yang menimpa Ida Bagus Kadek Ole Ole dari Griya
Lembaga Pemasyarakatan, Kerobokan. Suatu hari Gus Kadek, demikian panggilannya,
merasa pantatnya agak kenyat dan
sakit. Ia meraba pantatnya, dan terasa memang agak katos. Namun, ia tak tahu apa yang terjadi dengan pantatnya yang mulai
terasa sakit tersebut. Ia mencoba untuk melihat dengan menggunakan cermin. Ia
masuk ke dalam kamarnya, membuka cd-nya, lalu nungging dan melihat-melihat kondisi pantatnya di cermin. Alangkah
kagetnya Gus Kadek Ole Ole saat itu. Bukannya bisul yang bikin kaget, melainkan ia kaget melihat anunya dengan rambut yang
lebat bergelantungan bagaikan rambut orang Timor Leste (maaf, cuman pengandaian).
Ketika melihat itu, ia lupa dengan penyakit bisulnya. Rupanya pemandangan aneh
dan langka tersebut telah membuat rasa sakit bisulnya sirna sekejap. Ketika itu
ia tidak dapat melihat jelas kondisi pantatnya yang bisul.
Tidak puas pakai cermin, kemudian ia memanggil
ibunya untuk memeriksa pantatnya yang ia perkirakan bisul. Gus Kadek dengan
santai membuka celananya di hadapan ibunya. Hal yang terjadi kemudian, ibunya
kaget melihat Gus Kadek telanjang bulat di hadapannya. Sang ibu tak menyangka
kalau anu anaknya sebesar itu, ditambah lagi dengan rambut lebat di
sekelilingnya. Ibunya terperangah, seperti tak sadarkan diri, dan akhirnya ia
sadar bahwa itu adalah anaknya yang menyuruhnya untuk memeriksa bisul pada
pantatnya. Ibunya berkata dalam hati “anakku sudah dewasa”.
Ibunya memeriksa
pantat Gus Kadek Ole Ole, dan ibunya meyakinkan bahwa pantatnya memang bisul.
Ibunya menyarankan untuk membuat boreh
agar bisul itu cepat masak, dan meletus. Namun, setelah beberapa hari dibuatkan
ramuan, kok bisulnya tidak ngencah alias meletus? Mulailah Gus Kadek
khawatir. Ia kemudian datang ke seorang balian
yang sebenarnya adalah balian urut.
Gus Kadek bermaksud untuk menyuruh si balian
memijat bisulnya agar bisa meledak. Konon katanya kalau sudah meledak akan
cepat sembuh.
Sebelum ke rumah
balian, ia menelepon balian tersebut untuk membuat janji.
Maklumlah mereka sudah saling kenal. Ia janji besok sore, karena hari ini sang balian sedang sibuk mau pergi ke luar kota
mengobati pasien – pasien sekarat..
Diceritakan pagi
keesokan harinya, Gus Kadek Ole Ole bangun pagi-pagi, karena tak tahan dengan
pantatnya yang sakit dan gerakannya terasa kaku. Ia berjalan ingkrig-ingkrig, sambil mengerang
kesakitan. Ia menuju bale delod untuk
duduk di sambil ngopi. Ia berjalan
pelan dan hati-hati. Sesampainya di sana,
ia duduk di atas tikar pandan. Entah apa yang dirasakan oleh Gus Kadek,
tiba-tiba saja ia berteriak, “Adduuuuhhhhhh….”. Teriakan itu menghentak seisi griya. Tangan
dan badannya gemetar karena saking sakitnya. Ibu dan orang orang yang ada di
griya mengira Gus Ole Ole kerauhan. Ia duduk disertai kejang kejang sambil
berteriak. Spontan ibunya mengambil arak berem dan “nunasang” / bertanya,
betara siapa gerangan yang tedun rauh ke griya pagi-pagi. Gus Ole
Ole tak menjawab, ia masih berteriak mengerang kesakitan. Sedangkan ibunya
terus saj yeroscos nunas baos.
Setelah beberapa
saat, Gus Ole Ole sedikit tenang. Ia lalu memegang pantatnya. Ia merasakan ada
sesuatu masuk ke dalam pantatnya yang bisul. Ketika diraba, terasa basah,
sedikit bau, dan berwarna kuning kemerahan. Ibunya bergegas memeriksa pantatnya.
Apakah yang sebenarnya terjadi? Ternyata sebatang bambu tusuk sate telah
menembus bisulnya sedalam kira-kira tiga sentimeter, yang menyebabkan bisulnya
langsung meledak mengeluarkan nanah dan darah. “Hahaaa….pantas saja Gus Kadek
berteriak kesakitan”, kata seorang parekan-nya.
Dikira Gus Kadek Ole Ole kerauhan.
Tusukan tersebut
cukup dalam dan lebar sampai ke pusat bisul, menyebabkan semua kotoran yang ada
dalam bisul tersebut keluar. Dengan keluarnya kotoran tersebut, menyebabkan
bisulnya yang tadinya sangat sakit, kaku, dan berat menjadi berkurang sakitnya
dan terasa ringan. Menjelang sore, bisulnya sudah tidak begitu sakit lagi. Gus Kadek
kemudian menelepon balian-nya untuk
membatalkan janji, karena bisulnya sudah disembuhkan oleh katik sate yang dibuang
oleh adiknya tadi malam setelah makan sate ayam.
“Peh, ada-ada dogen…. bisul disembuhkan
oleh Betara Katek Sate“, demikian Kak Baglug “si balian sakti" tersenyum sambil
menerima telepon dari Gus Kadek Ole Ole.
Ternyata memang
benar, penyembuhan memiliki proses yang
bermacam-macam. (ki buyut / kanduk).
No comments:
Post a Comment