Rupa
dari burung ini mirip seperti burung crukcuk
dengan ukuran yang juga sangat mirip. Biasanya burung ini muncul ketika musim
hujan akan berakhir yakni pada sasih kedasa
atau sekitar bulan Maret – April. Burung ini muncul setiap tahun sekali dengan
suaranya yang menciri sekali. Dengan kemunculannya yang misterius dan setahun
sekali, kemudian banyak mitos yang menyertai kehadiran burung ini.
Konon
burung ini akan melahirkan anaknya, namun sehabis melahirkan, maka dadanya akan
pecah dan ia segera akan mati. Nah, kedatangan kematiannya tersebutlah yang
diratapi oleh burung tersebut dengan mengalunkan suara yang sedih.
Diyakini
pula burung ini adalah burung yang sedang sengsara meratapi nasibnya dengan
mengalunkan suara sedih engkik-engkik engkir. Katanya burung ini merasa sedih
karena segera akan meninggalkan anaknya yang baru lahir untuk ditinggal mati,
tak ada yang mengasuh. Karena itulah ia menangis sedih pagi, siang dan malam.
Kemudian
ada mitos menyatakan bahwa burung ini adalah penjelmaan dari atma-atma kesasar atau roh-roh gentayangan
yang sedangkan mendapatkan hukuman. Atau roh-roh yang tak mengetahui dimana ia
berada, karena ia diliputi oleh kebingungan dan ketakutan, sehingga dengan
demikian ia merasa ketakutan dan mengumandangkan suara yang sedih di atas
pohon.
Terlepas
dari mitos yang berkembang secara turun temurun di masyarakat, apa sebenarnya
burung Engkik-engkik Engkir tersebut?. Sejatinya burung tersebut adalah burung biasa
dengan suara yang memang terdengar mengalun sedih, terdengar sampai pada jarak
yang cukup jauh. Memang begitulah kicauannya. Mengenai postur tubuhnya sangat
mirip dengan burung crukcuk, warnanya
abu-abu, sedangkan di bagian kepala sedikit agak kelabu kebiruan. Kehadirannya pada
bulan Maret-April. Karena memang burung ini adalah burung yang mengikuti arus
hujan, sehingga ia harus bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Kebetulan
bahwa hujan di Bali berlangsung pada bulan November
sampai April maka burung ini muncul pada bulan Maret-April atau mungkin
mendahului yakni pada bulan Februari, tergantung dari siklus hujan.
Burung
ini pada musim Maret-April itu adalah masanya untuk berkembang biak atau kawin dengan
melantunkan suara yang merdu untuk menarik pasangan lawan jenisnya. Kemudian
ketika perkawinan berlangsung, burung ini tak punya ketrampilan membuat sarang,
sehingga untuk urusan bersarang ia harus menjadi parasit. Maksudnya adalah ia akan
selalu mencari sarang burung crukcuk
atau burung kepicitan atau burung cinglar yang sedang bertelur. Ketika
pemiliki sarang tak ada, maka burung Engkik-engkikk Engkir tersebut bertelur di
sarang burung tersebut. Agar tidak kentara perbuatannya, maka ia menjatuhkan
telur burung pemilik sarang, sehingga ketika datang burung pemilik sarang (burung
crukcuk atau burung kepicitan) untuk
mengeram, maka burung crukcuk akan
mengira bahwa ia telah mengerami telurnya sendiri. Padahal yang dieraminya
adalah telur burung Engkik-engkik Engkir. Itulah sebabnya kalau diperhatikan di
sekitar burung Engkik-engkik Engkir berbunyi, maka di sekitarnya pasti ada
burung crukcuk atau burung cinglar. Mungkin di sekitar tersebut
sedang ada burung crukcuk yang sedang
bertelur.
Setelah
menetas, maka burung crukcuk secara tak sengaja akan mengasuh anak dari burung Engkik-ngkik
Engkir. Ketika itu induk burung Engkik-engkik Engkir tersebut sudah
meninggalkan daerah tersebut untuk bermigrasi ke daerah lainnya.
Si
burung pengasuh ini akan setia mengasuh dan membesarkan anak yang bukan anak
kandungnya sendiri. Karena burung ini juga mirip dengan dirinya, demikian pula
dengan telurnya ukurannya sangat mirip, sehingga tak mengundang kecurigaan burung
crukcuk.
Itulah
kehidupan biologis dari burung Engkik-engkik Engkir yang curang. Ia
mengorbankan anak orang lain demi kelangsungan hidup anaknya. Ia sendiri adalah
bukan sebuah burung yang trampil karena tak bisa membuat sarang. Burung ini
juga burung yang malas, karena menyerahkan pengasuhan anak kepada burung lain.
Ia adalah tipe burung sangat tega meninggalkan anaknya mengembara ke
tempat-tempat yang ia ingini.
Nah
terkait dengan misteri burung Engkik-engkik Engkir yang ditandai dengan
suaranya yang mengalun lantang, biasanya ia berbunyi di atas pucuk pohon yang
tinggi. Dengan frekwensi suara yang tinggi kuat dan di tempat yang tinggi, maka
suaranya terdengar sampai ke jarak yang jauh. Inilah pada jaman dahulu dipakai
sebagai tanda Sasih Kedasa (bulan
kesepuluh dalam penanggalan Bali). Terkait dengan
tanda dari burung ini, konon kabarnya Ida Cokorda Pemecutan dari Puri Pemecutan
sangat meyakini kehadiran burung ini sebagai pertanda Sasih Kedasa. Konon sebelum Ida Cokorda Pemecutan mendengar burung
tersebut berbunyi lantang, maka tidak akan diadakan upacara odalan atau Ngedasa di Pura Tambangan Badung.
Demikian
kabarnya mengenai misteri burung Engkik-engkik Engkir.
(Ki Buyut Dalu/Inks)
Rupa dari burung ini mirip seperti burung crukcuk dengan ukuran yang juga sangat mirip. Biasanya burung ini muncul ketika musim hujan akan berakhir yakni pada sasih kedasa atau sekitar bulan Maret – April.
ReplyDeletehttp://www.agensabungayam.com/jadwal-sabong-ayam-sv388-27-april-2019/