Kesaksian
Friederich ( 1841)
Dr. R. Th. Friederich adalah seorang yang
sengaja didatangkan oleh Gubernur Jandral Hindia Belanda sebagai penasehat
dalam urusan adat, agama dan budaya Bali, karena dia adalah seorang orientalis dan linguis yang ahli tentang
agama Hindu dan mahir berbahasa Sansekerta dan Jawa Kuno. Kehadirannya pada
pelebon Raja Gianyar pada tanggal 20 Desembar 1847 adalah bersama dengan Helms
dan Mads Lange.
Kesaksiannya
tidak jauh berbeda dengan kesaksian Helms. Dia juga menekankan kebingungannya
bahwa selama upacara berlangsung, penonton bersorak-sorai, seperti menonton
pertunjukan biasa dengan diiringi gamela yang terus menerus dipukul. Serdadu-serdadu
menambah kegaduhan dengan suara tembakan-tembakan bedilnya dan meriam juga
ditembakkan. Tidak seorang pun dari 40.000 penonton yang tidak menunjukkan
wajah gembira ria, bak menyaksikan pertunjukan hebat. Tidak ada yang
menunjukkan rasa belas kasihan dan rasa berdosa, kecuali beberapa orang Eropa
yang keinginannya hanya satu, yaitu secepatnya mengakhiri pelaksanaan adat yang
barbar itu.
Demikianlah
ringkasan kesaksian lima orang asing tentang upacara mesatia di Bali
dari zaman Gelgel, semasa pemerintahan Dalem Sagening sampai dengan menjelang
dikalahkannya kerajaan Buleleng oleh Belanda pada tahun 1849 yang disarikan
dari artikel panjang yang berjudul Human Sacrifise in Bali: Sources, Notes,
and Commentary karya pakar sejarah, Alfons
van der Kraan. Tentu saja jumlah upacara masatia di Bali
tidak hanya yang terekam dalam tulisan kelima orang itu saja. Jumlahnya pasti
lebih banyak, hanya saja tidak terekam atau sudah ada yang merekammnya tetapi
tidak dipublikasikannya. (Ki Buyut Dalu).
No comments:
Post a Comment