Made Robot, demikian namanya. Ia adalah
seorang asisten balian super sakti di Denpasar dan sekitarnya. Balian yang tak
pernah kalah dalam berbagai pertarungan, balian yang profesional, artinya ia
hidup dan menghidupi keluarganya dari pekerjaan sebagai seorang balian. Selain
mengobati, balian juga kerap melakukan kontrak dengan pihak EO (Event
Organiser) untuk keperluan nerang, agar tak hujan saat pertunjukan. Atau
kontrak dengan tokoh politik tertentu untuk urusan niskala, dll. Kontraknya
dijamin mutu, dengan biaya puluhan juta. Sampai sekarang kontrak nerang-nya tak pernah bobol karena nerang
pada sasih ketiga (musim kering). Itulah sekilas tentang bosnya si Robot.
Robot sendiri bukanlah orang aji keteng aji dadua, alias bukan orang
sembarangan. Selain sebagai seorang asisten balian super sakti, sejatinya ia
sendiri adalah seorang putra dari balian sakti. Ia juga akademisi dengan karya tulis masternya tentang
liak. Lalu melanjutkan ke program doktor. Artinya si Robot sendiri adalah seorang
akademisi sekala niskala. Robot juga mengajar disebuah perguruan tinggi sekelas
Institut yang sebenarnya mengurus tentang filsafat agama Hindu, namun nampaknya
orang-orang di sana lebih sibuk mengurus ilmu kedigjayaan serta direpotkan
dengan urusan mistik. Pokoknya full mistik (bukan full music !).
Sebagai seorang asisten balian sakti, si
Robot sungguh sangat sibuk dibuatnya. Sibuk ngurusin pasien si bos, serta
mendampingi si bos ketika bertandang ke suatu kegiatan dalam uruasan perbalian,
adat, agama, dll. Namun disela-sela kesibukannya, si Robot suatu hari mampir ke
kantor Nyoman Tobor (kebalikan dari Robot). Si Robot mengatakan saat ini ia sedang
pusing - pusing sedikit. Bukannya masuk angin, tapi kemarin malam ketika
berjalan di sebuah ruas jalan, ia seperti terkena angin semilir alias serangan niskala. Namun
tak apa !, sebab serangannya tak begitu keras, serta bisa ditanggulangi, hanya
menyebabkan pusing sedikit. Temannya terheran mendengar omongan si Robot yang
selalu mistik. Angin mistik, panas mistik,
hujan mistik, pokoknya mistik tik tik tikkk….
Si Robot melanjutkan ceritanya, bahwa Bos
beserta dengan seka calonarangnya bertandang ke tanah Nusa Penida. Orang kaum
spiritual pasti tahu bahwa bahwa Nusa Penida
adalah gumi wayah dalam hal
dunia mistik. Sebab taksu mistik dan
perbalian tedun di sana yakni di Pura
Ratu Gede Dalem Ped sebagai dewan taksu balian dan kesaktian. Boleh dikata gurunya menjajal MABES alias markas
besar dunia niskala dengan pertunjukan calonarang. Semuanya itu dilakukan atas
dasar ngayah. Tapi yang tak habis pikir dari si Robot bahwa ngayah kok
ngundang-ngundang dan nantang-nantang orang-orang sakti di sana. Aneh…. , namun
demikian semuanya berjalan aman-aman saja. Sebab acara ngundang liak dan orang
sakti disana berlangsung sekitar jam dua atau setengah tiga pagi. Artinya para
liak sudah buk aling alias tidur
nyenyak.
Masih cerita tentang calonarang, Robot
mengatakan bahwa ketika pertunjukan calonarang diadakan di sebuah desa
tertentu, rombongan calonarang tak nunas kopi dan nasi di tempat pentas dengan
alasan agar tak merepotkan orang di sana. Padahal mereka kawatir jikalau ada
orang nyengkalen dengan cetik dan sebagainya. Oleh karenanya
semua peserta calonarang mebekel kopi sasetan, permen kopi, serta mebekel nasi
kotak. (Jadi namanya bukan seka calonarang tetapi seka pindah makan ! Haa…).
Sehingga mendapat julukan seka calonarang getap
alias penakut.
Lain lagi cerita si Robot tentang Calonarang.
Ketika adegan sedang tegang-tegangnya saat keluarnya bangke matah yang di-tegen
atau dipapah. Tak boleh ada orang lain selain kru yang negen, takut kalau terjadi hal yang tak diinginkan. Ketika diusung,
bangke matah yang tadinya sudah terbujur kaku, ketika sampai di atas panggung
dalam keadaan ditegen, bangke tersebut ngerejit
bangun dalam keadaan terbungkus kasa. Sontak saja tukang tegen terkejut dan
segera membawa bangke matah ke tengah kalangan, sebab kawatir telah terjadi
serangan hebat terhadap si bangke matah tadi. Adegan bangke matah pun
dipersingkat. Dan ketika sampai di tengah kalangan, dicek secara niskala oleh
sang Bos, ternyata tak apa-apa. Namun kenapa bangke matah terkejut bangun?.
Menurut pengakuannya, karena si bangke matah tertusuk kancing baju si tukang
tegen, membuat ia terkejut dan ngerejit, bukannya karena serangan niskala. Bisa
jadi leaknya berubah wujud menjadi kancing peniti. Demikian si Robot sambil ketawa.
Lagi si Robot bercerita tentang seka
calonarangnya yang akan mentas pada hari tenget yakni pemagpag kajeng kliwon di
sebuah desa yang terkenal mistiknya. Persiapan matang pun dilakukan oleh sang
bos dan Si Robot. Untuk meyakinkan keselamatan seluruh kru pemain, maka
semuanya yang mengikuti rombongan dibagikan sabuk kesaktian. Sabuk ini menurut
si Bos sangat ampuh dan memiliki kekuatan besar. Yakin tak akan tembus oleh
pengaruh niskala darimana pun. Namun sebelum berangkat, si bos mengatakan bahwa
energi sabuk ini memang besar, namun durasinya sangat pendek yakni cuma tiga
hari, setelah itu kekuatannya menurun. Sebab sabuk ini tak menggunakan bahan
pengawet, sehingga perlu dilakukan pengecasan setiap kajeng kliwon ke rumah
sang balian dengan menghaturkan canang dan tentunya sesari. Aman…. Namun dalam
pertunjukan ini, Robot yang menjaidi asisten disuruh membawa kompek / tas sang
bos. Ketika sang bos sibuk menjaga pertunjukan, si Robot disuruh mengambil
pulpen di tas si bos. Ketika dibuka sedikit tas tersebut, ternyata penuh berisi
gegemet anti mencret alias obat
mencret seperti enterostop dan diapet, dll. Artinya untuk jaga-jaga jika
pasukannya terserang leak dan mencret-mencret, maka obat pamungkasnyanya adalah
diapet atau enterostop.
Pada suatu hari si Robi mengikuti
perjalanan bosnya. Dalam perjalanan banyak orang nelpon. Dan setiap ada orang
nelpon, si Robot selalu bertanya sire
nike nelpon jero. Jawabnya adalah “ada pasien sedang menunggu di rumah”.
Setiap ada orang nelpon jawabannya selalu demikian. Padahal yang nelpon bukan
pasien. Sepertinya si balian ini ajum
sekali, agar keliahatan banyak pasien, alias
sing taen nduk. Terakhir kemudian
jero balian menerima telepon dari rumah yang mengatakan bahwa jero balian
dicari oleh orang gede gede tegeh.
Jero balian sedikit terlihat panik, lalu
segera pulang sambil memikirkan orang gede tegeh tersebut pastilah
sesuhunan jero balian yang sedang mijil, maka perlu dilakukan pemendakan penyamblehan, serta
dihaturkan ayaban dan rayunan. Maka segera jero gede balik ke
rumah. Sesampai di rumah, asisten jaga di rumah mengatakan bahwa anak gede
tegeh tersebut sedang berada di bale daja.
Maka jero balian segera ke sana. Namun yang didapatnya adalah empat orang yang
berbadan kekar tinggi besar. Mereka adalah deb
kolektor yang sedang menagih angsuran motor Si Robot yang sudah dua kali
angsuran tak bayar.
Jero balian pun terkejut dan berseloroh,
“tiang telepone wawu rerehe ajak nak gede
tegeh, kaden tiang penembahan Sesuhuan di Dalem Ped, yee…, ternyata bapak deb
kolektor”.
Akhirnya si balian melunasi dua kali
angsuran sepeda motor Si Robot. Ia pun menunduk malu, tapi maau. Haaaaaa /……. (Ki
Buyut).
No comments:
Post a Comment